MOJOKERTO — Puluhan pejabat Pemkab Mojokerto dites urine oleh  Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur, Selasa (13/12). Tak hanya pejabat, ekselon, Bupati Mustofa Kamal Pasa dan Wakilnya Pungkasiadi dan Sekdakab juga ikut melakukan tes urine.

Dalam tes urine yang dilakukan setelah rapat di lantau dua gedung Satya Bina Karya (SBK) itu, ada tiga orang pejabat terindikasi usai mengkonsumi obat penenang. “Seluruh sampel urine yang kami tes ada 60,” kata salah seorang petugas BNNP Jatim kepada wartawan.

Petugas yang enggan disebut namanya itu menjelaskan, ada lima parameter dalam tes urine dengan alat drug abuse test. Meliputi amphetamine indikator sabu dan ekstasi, methamphetamin indikator sabu, benzodiazepam indikator obat penenang dan pereda nyeri, tetrahydrocannabinol (THC) indikator ganja, dan morphine indikator morfin.

Dari 60 sampel urine yang diuji, kata perempuan berjilbab itu, hanya tiga sampel yang menunjukkan hasil samar pada indikator benzodiazepam. Garis pertama nampak jelas, sedangkan garis di ke dua nampak samar. Sayangnya dia enggan menunjukkan pemilik sampel urine tersebut. “Ada tiga sampel yang hasilnya samar, terindikasi usai minum obat penenang atau bisa juga obat penghilang rasa nyeri,” ujarnya.

Sementara Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa menuturkan, penyalahgunaan narkoba di wilayahnya telah menyentuh semua kalangan. Mulai dari PNS hingga masyarakat lapisan bawah. Oleh sebab itu, tes urine ini sebagai upaya pencegahan sekaligus memberikan contoh kepada masyarakat. “Ini (tes urine) akan rutin tiga atau enam bulan sekali. Kami ingin memberikan contoh yang baik, supaya kami tahu peta narkoba sampai di mana. Supaya bebas narkoba lah,” terangnya.

Disinggung terkait adanya pejabat yang terindikasi mengkonsumsi obat terlarang, Mustofa berjanji akan melakukan pembinaan. “Namanya ini pencegahan, yang sakit mari kita sembuhkan, kami beri pembinaan. Kami cegah bahwa ini tak baik supaya mereka sehat,” tandasnya. ari

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry