RUMAH gakin yang mendapat bantuan dana pemugaran rumah di Kelurahan Gulomantung Kecamatan Kebomas Gresik. (ft.duta: abdul salim)

GRESIK | duta.co – Keseriusan Bupati untuk mendata rumah kumuh di Gresik patut diacungi jempol. Kepada Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik, Suyono, Kamis (2/11) Bupati meminta agar masyarakat tidak percaya bahwa pendataan dan penerima bantuan pemugaran rumah gakin atas jasa seseorang.

“Jadi jangan percaya kalau anda menerima dana pemugaran rumah gakin ini atas jasa kades atau orang yang mengaku mengusulkan lalu disuruh memilih kades tertentu atau partai tertentu. Semua pendataan rumah gakin ini murni kerja tim yang dibentuk Pemkab Gresik,” ujar Suyono.

Kabag Humas juga meralat kabar yang beredar tentang data rumah gakin di Gresik yang mencapai 360.525 rumah. Kabar itu tidak benar.

“Angka 360.525 ini adalah total jumlah rumah atau Kepala Keluarga yang ada di Gresik. Sesuai konfirmasi dari Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Gresik, jumlah rumah gakin yang terdata hanya sekitar 2.500 rumah,” katanya saat menanggapi data yang beredar di media massa.

Sebelumnya Bupati Gresik Dr Sambari Halim Radianto saat menyerahkan bantuan pemugaran rumah gakin kepada 236 penerima, menyatakan bahwa sampai akhir tahun 2017 ini sudah 760 rumah gakin yang direhab. Jumlah ini sudah sekitar 30% rumah gakin yang berhasil dipugar.

Agar program yang diharapkan Bupati Sambari bisa lebih optimal, dia meminta kepada tim agar lebih menelisik lagi rumah-rumah yang layak dibantu mendapat dana pemugaran. “Intinya semua rumah gakin yang tidak layak huni bisa diberi bantuan dana pemugaran” tegasnya.

Dia bertekad sampai usai masa bhaktinya nanti yaitu pada tahun 2021 akan menghilangkan rumah kumuh di Gresik. “Saya berharap, rumah yang kumuh dan tidak layak huni semuanya sudah diperbaiki sesuai standar kesehatan,” ungkap Suyono menirukan apa yang disampaikan Bupati. (sal)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry