Bupati Sambari menyatakan bahwa pelatihan ini sangat tepat. Mengingat selama ini dia melihat produk Gresik ini sangat unggul baik dari segi rasa maupun bentuknya. Namun karena kemasan kurang menarik maka produk tersebut tidak bisa menjadi oleh-oleh yang bisa dibanggakan.
“Saya sangat mendukung, tapi saya berpesan selain melatih penjualan online, Pelatihan ini harus memberikan pemahaman tentang payung hukum pada merek dan kemasan. Memberikan materi tentang pencantuman tanggal kadaluwarsa yang tidak bisa dihapus. Melatih cara mengemas agar produk tembus pandang dan terlihat menarik,” kata Sambari.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Tursilowanto Hariogi kepada kabag humas Pemkab Gresik Suyono mengatakan, dari 330 desa di Gresik ada 238 BUMDes.
“BUMDes yang mempunyai produk ada 60 yang membawahi ratusan pengusaha kecil yang ada di desa. Sesuai penilaian kami, ada 55 BUMDes yang siap dikembangkan untuk peningkatan. Saya contohkan BUMDes Podojoyo dari Desa Sukorejo Sidayu yang diketuai oleh Yogi Sugianto. Saat ini mereka punya lebih dari 50 jenis produk unggulan,” papar Tursilo.
Terkait kemajuan BUMDes di Gresik, Pimpinan BNI Kantor Cabang Gresik Bayu Kurnoto menyatakan, pihaknya siap menjadi pendamping. Pendampingan dilakukan mulai dari belum punya produk sampai pendampingan pada pemasaran. Menurutnya, hal ini sesuai nota kesepahaman antara BNI dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. (sal)