Para juara Samsung Innovation Campus (SIC) dari SMKN 1 Geger Madiun (atas) dari SMKN 1 Cimahi dan SMKN 2 Surakarta. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co — Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Geger Madiun meraih juara pertama Samsung Innovation Campus (SIC) – Batch 2 — 2020/2021.

Pengumuman pemenang dilakukan, Kamis (28/10/2021) secara virtual. Tidak hanya menjadi juara pertama, tapi sekolah itu menjadi juara favorit dengan meraih 1.700 like di Youtube.

SMKN 1 Geger berhasil mencuri perhatian dewan juri dengan inovasi pembuatan study tools. Sebuah alat pembelajaran jarak jauh berbasis web yang sangat lengkap sehingga memudahkan guru dan siswa untuk memahami pelajaran walau tidak bertatap muka.

Di ajang ini, ada lima tim yang bersaing di babak final. SMKN 1 Geger hanya meloloskan satu tim, sementara SMKN 1 Cimahi dua tim dan SMKN 2 Surakarta ada dua tim.

Dalam satu tim, SMKN 1 Geger terdiri dari tiga siswa yakni Dayinta Ayu Fajrin, Muhammad Hafiz Falah dan Rahmananda Dwi Pandega. Mereka dimentori Moch Rochim, Huda Mustaqim dan Rahan Baharudin.

Rahmananda mewakili timnya mengaku pembuatan study tools itu dikarenakan adanya masa pandemi yang mengharuskan siswa belajar di rumah. Khawatir terjadi learningloss, maka dia dan tim serta para mentor mencoba untuk mengakomodir keinginan para guru dan siswa agar pembelajaran bisa berjalan lancar walau dilakukan jarak jauh atau tanpa tatap muka.

Selama tiga bulan proses pembuatan dilakukan. “Di situ ada banyak fitur mulai memilih jurusan di SMK hingga menu detail praktikum. Semuanya lengkap,” kata Rahmananda.

Dengan study tools ini, para siswa mulai mengubah cara berpikirnya, lebih logis, kritis dan inovatif.

SIC Batch 2 — 2020/2021, program yang sudah dimulai sejak Oktober 2020 lalu. Risman Adnan M, Direktur Samsung R&D Institute Indonesia (SRIN), mengatakan, Samsung Electronics Indonesia mempertegas komitmennya dalam mendorong terciptanya generasi masa depan yang mampu berkompetisi di Industri melalui penyelenggaraan program SIC.

Program ini sekaligus bertujuan meningkatkan keterampilan dan kapabilitas siswa SMK dari sekolah mitra dengan memberikan metode pembelajaran yang berfokus kepada kemampuan teknis (hard skill) dan membantu meningkatkan soft skill yang kuat.

“Dengan tetap berfokus pada pengembangan kemampuan dasar teknologi yang semakin dibutuhkan industri 4.0, SIC 2021 menekankan materi pelatihan pada pengembangan website sebagai platform dasar untuk informasi produk atau layanan,” katanya.

Kemendikbud Ristek juga sedang mempersiapkan terciptanya generasi lulusan SMK yang berkualitas sesuai kebutuhan dunia kerja yang dalam pelaksanaannya melibatkan multisektor, mulai dari tenaga pengajar hingga para pelaku industri. Kebutuhan tenaga kerja berkemampuan digital yang akan semakin meningkat seiring dengan akselerasi interaksi digital pada era industri 4.0 menjadi perjalanan panjang yang akan berdampak pada pertumbuhan bangsa.

Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI mengatakan Kemendikbudristek telah dan akan terus melakukan revitalisasi SMK yang sejak 2019 kita terus tingkatkan implementasi konkrit kerjasama dengan dunia kerja berpedoman pada rumus Link and Match (taut-suai) 8+i.

“Link and Match ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan mendalam, menyeluruh dan berkelanjutan dalam semua aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi, yakni antara SMK dengan dunia kerja,” tukasnya.

Wikan berharap program SIC dapat menguatkan softskill, hardskill, dan karakter siswa SMK serta memberikan perspektif kebutuhan riil terkini dari industri saat ini seperti apa sehingga siswa SMK bisa membangun passion dan visinya sedini mungkin. end/ril