KUALITAS EKSPOR: Produk furniture Indonesia potensial menjadi pilihan utama di pasar global dengan kualitas SDM dan bahan baku yang masih melimpah (duta.co/dok)

SURABAYA| duta.co – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI kuartal I-2017 mencapai 5,01%. Angka pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama tahun lalu (2016) 4,92%, namun lebih rendah dari kuartal I-2015 yang sebesar 5,04%.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, pertumbuhan ekonomi ini bisa memberikan sentimen positif bagi dunia usaha. Salah satunya adalah karena pertumbuhan pada sektor pertanian yang sangat signifikan.

“Beberapa sektor seperti pertanian memang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yakni 7,12% (yoy) akibat dari naiknya harga komoditas perkebunan. Ini tentu menimbulkan optimisme bagi dunia usaha terlebih porsi sektor pertanian terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) nomor 2 terbesar setelah industri pengolahan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, sektor industri pengolahan juga tumbuh cukup signifikan. Hal ini pun juga dapat memberikan sentimen positif bagi kalangan dunia usaha.

“Sementara itu industri pengolahan meskipun masih tumbuh 4,21% dibawah pertumbuhan ekonomi nasional tapi tetap mengalami kenaikan yg cukup signifikan. Sebelumnya di triwulan IV 2016 sektor pengolahan tumbuh 3,36%,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala BPS Suharyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang tiga bulan pertama tahun 2017 disokong kinerja perdagangan, ekspor dan impor yang sukses meraih surplus dalam tiga bulan berturut-turut. Menurutnya, pertumbuhan juga didukung karena sentimen positif dari perbaikan harga sejumlah komoditas dunia.

“Sejumlah komoditas nonmigas di pasar internasional pada kuartal I-2017 secara umum mengalami peningkatan dan kondisi ekonomi global juga menunjukkan adanya peningkatan,” kata Suharyanto.

BPS mencatat, surplus perdagangan tercermin dengan adanya hubungan dagang pada sejumlah negara mitra, semisal China yang menguat 6,9% dari sebelumnya 6,7%, dengan Amerika Serikat (AS) menguat 1,9% dari sebelumnya 1,8%, dan dengan Singapura menguat 2,5% dari sebelumnya 1,9%. Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia USD40,61 miliar atau naik 1,33% secara per kuartal dan meningkat 20,84% secara tahunan. Sementara nilai impor Indonesia USD36,68 miliar atau menurun 0,75% secara per kuartal, namun naik 14,83% secara tahunan. (imm/okz)

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry