Pengemudi ojek online sendang membemberikan bantuan CPR (cardiopulmonary resuscitation) saat pelatihan Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan Basis Life Support (BLS) di Halaman Balai Pemuda Surabaya, Jumat (25/11/2022). CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru) adalah upaya pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh.

SURABAYA | duta.co – BPBD Jatim terus menggalakkan Sosialisasi Penanggulangan Bencana, kali ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur tersebut bertemakan “Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan Basis Life Support (BLS) di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Jumat (25/11/2022).

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Budi Santoso memaparkan dalam sambutannya pentingnya masyarakat memahami tentang kebencanaan dan penanggulangannya.
“Terkait bencana, ini menjadi masalah kita bersama, tidak hanya pemerintah tetapi kita harus bersama-sama memahaminya. Kita tidak bisa jauh atau dijauhkan diri dari bencana, atau misalnya Gunung Semeru dijauhkan dari kita atau sebaliknya, tidak bisa,” ujar Budi Santoso.
Budi juga memberikan apresiasi terhadap gelaran acara yang dilakukan di Ruang Publik tersebut, sebagai sosialisasi pemahaman bencana, kembali dia menegaskan pemahaman tentang bencana dan penanggulangannya harus dipahami semua pihak.
Termasuk elemen yang hadir, selain seniman, juga hadir komunitas ojek online dan elemen masyarakat di Surabaya.
“Pendekatan masyarakat harus dilakukan, sesuai Pasal 24 tahun 2007, masyarakat sebagai partisipatoris, dan pendekatan dengan alam harus dilakukan.
Artinya, masyarakat harus memahami apa potensi bencana di wilayah atau desanya (local risk). BPBD setempat kemudian memfasilitasi, soal pendanaan bisa dari dana desa setempat,” urainya.
Hal utama harus dipahami masyarakat adalah kesiapsiagaan, itu nilainya 40 persen. Misalnya, jika ada gempa yang harus sembunyi di balik meja, melindungi bagian kepala. Kalau ada banjir lebih dari dua jam dan pandangan tidak lagi bisa dengan jelas, juga harus diberikan pemahaman, Ini namanya pendekatan komunikasi, masyarakat harus diberi pemahaman.
Disambung Ketua DKS Luhur Kayungga yang menjabarkan kewaspadaan tentang bencana, merupakan hal penting untuk dipahami. Dia menyebut, semua elemen terpanggil untuk melakukannya. Misal, dia menceritakan fungsi kentongan yang dimasyarakat dipakai untuk sarana informasi. Hal itu, harus kembali digalakkan.

Pengemudi ojek online sendang membemberikan bantuan CPR (cardiopulmonary resuscitation) saat pelatihan Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan Basis Life Support (BLS) di Halaman Balai Pemuda Surabaya, Jumat (25/11/2022). CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru) adalah upaya pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh.

“Fungsinya penting, diantaranya untuk memberikan informasi ke masyarakat setempat, terkait apa yang sedang terjadi. Termasuk, jika ada bencana, agar tindakan cepat untuk penyelamatan bisa dilakukan,” urainya.
Kemudian, Yuska Harimurti Pribadi dari Yayasan Jaringan GusDurian Peduli, yang juga pemateri, menyampaikan semua elemen bisa membantu meringankan bebas masyarakat saat terjadi bencana. Manusia memang berdampingan dengan bencana. Hal penting, yakni turut mencegah, mengurangi risiko bencana.
Dia mencontohkan Jepang misalnya, mereka sadar risiko bencana, untuk mengurangi pemerintah mengeluarkan aturan, diantaranya bangunan disesuaikan dengan kondisi, yakni tahan gempa.
“Selain itu, tidak ada salahnya juga masuk di dalam kurikulum sekolah,” ujar Yuska, di sela acara.
Edukasi lainnya peduli dengan lingkungan, turut mencegah atau meminimalisir dampak bencana, dengan menanam pohon, yang juga untuk mengurangi emisi atau panas bumi.
“Jadi, memahami dua sisi, selain terkait potensi bencana, juga turut peduli dengan tindakan nyata untuk mengurangi risiko bencana,” ungkapnya.
Dia pun memuji yang dilakukan BPBD Jatim dalam memberikan edukasi soal bencana.
“Dengan kegiatan dan yang hadir, ini adalah langkah maju terkait pemahaman sosialisasi bencana ke ruang-ruang publik. Artinya, hal ini bisa dilakukan di tempat-tempat lain, syukur juga ada kurikulum kebencanaan di sekolah,” pungkasnya.
Dalam rangkaian itu, bersama Dadang dari BPBD Jatim, sejumlah instruktur dari Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia Jatim, yakni Hakim Zulkarnain, Sriyono, dan Roman Setiawan turut memperagakan penanganan pertama dalam memberikan pertolongan kepada korban. Peserta, dari masyarakat dan elemen ojek online juga dilibatkan dalam memberikan pertolongan terhadap korban, yang dilakukan dengan boneka sebagai peraga. rid

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry