SURABAYA | duta.co – Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Pasuruan, bakal punya kesibukan baru. Ini lantaran, Ketua Surabaya Coruption Watch Indonesia (SCWI) Hari Cipto Wiyono SH, akan membongkar lagi dugaan permaianan 7 sertipikat tanah seluas + 12.5000 m2 di Desa Glagahsari, Kecamatan Sukorejo, Pasuruan.
“Sertipakat ini telah distempel Kantor Pertanahan Pasaruan. Intinya, Sertipikat Tidak Diterbitkan Oleh Kantor Pertanahan Pasuruan (palsu). Padahal, sertipikat tersebut telah mendapat pemeriksaan, pengesahan dan dinyatakan sesuai dengan daftar yang ada di BPN,” jelas Hari Cipto Wiyono SH sambil menunjukkan 7 Setipikat ‘Asli’ (bukan foto copy) kepada duta.co, Kamis (23/7/2020).
Masalah 7 sertipikat ini, menurut Cipto, adalah barang yang sudah dihibahkan oleh pemiliknya (almarhum Heru) kepada istri sirri-nya N, lima tahun lalu (2015). Tetapi, ada pihak lain yang ingin menguasai tanah tersebut. Di duga kuat, pihak lain ini, bermain dengan oknum di BPN Pasuruan.
“Karena N ini orang awam, maka, dengan stempel ‘Sertipikat Tidak Diterbitkan Oleh Kantor Pertanahan Pasuruan’, maka, dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa, tidak berani melawan. Padahal, selain sertipikat dia juga memegang surat hibah,” tegasnya.
Menurut Cipto, bukan sekedar soal perebutan tanah yang mau diluruskan, tetapi, kebijakan BPN Pasuruan, menyatakan sertipikat ini, palsu, harus dipertanggungjawabkan. “Kalau palsu mana sertipikat asli yang, membawahi tanah 12500 m2 di daerah Glagahsari itu. Apalagi sertipikat ini sudah pernah dilakukan cek keabsahan di BPN,” urainya.
Dalam waktu dekat, tegasnya, SCWI akan mengadukan masalah ini ke Polda Jatim. Ini, katanya, sejalan dengan tekat Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil yang bakal melibas permainan sertipikat palsu.
“Tidak boleh ada sertipikat palsu, tetapi, juga tidak boleh ada sertipikat asli kemudian ‘dipalsukan’ oleh BPN. SCWI minta BPN menunjukkan mana sertipikat aslinya, karena setiap tanah itu ada riwayat kepemilikannya,” tegasnya. (mky)
