SURABAYA | duta.co Demi meningkatkan kapasitas dan kompetensi usaha masyarakat tani, termasuk pedagang pupuk dan ekosistem pendukung pertanian lainnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melaksanakan Program Mencetak 1.000 Agripreneur, yang diawali dari Tuban, Jawa Timur, Selasa (15/10).

Program ini bertujuan untuk mempersiapkan terciptanya agripreneur yang handal di Pedesaan.

Dalam melaksanakan program ini, BNI menyediakan akses pembiayaan melalui pola kemitraan serta pendampingan dengan melakukan sinergi bersama HARA (Start Up di bidang Agritech). Bentuk kerjasama dilakukan melalui upaya meningkatkan bisnis dan perekonomian dengan digitalisasi kios serta pengembangan sumber daya yang terstruktur.

Pelaksanaan program yang pertama di Tuban ini dihadiri oleh Staf Ahli Kementerian Koordinator Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi, Direktur Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Denny Setiawan, SEVP Jaringan BNI Ronny Venir, Bupati Tuban Fathul Huda, serta Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo. Acara ini juga diramaikan oleh kehadiran sekitar 300 Petani (Gabungan Kelompok Petani/ Gapoktan), dan Petugas Penyuluh Lapangan.

Dalam kegiatan tersebut Raden Edi Prio Pambudi menyampaikan pentingnya peran BUMN terutama perbankan dalam menginisiasi dan mengakselerasi pertumbuhan inklusi keuangan dan kapabilitas perekonomian di Pedesaan terutama di sektor pertanian yang merupakan sektor dominan di Pedesaan. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi pedesaan di Indonesia.

Sementara itu, Ronny Venir menuturkan, Program Mencetak 1.000 Agripreneur diharapkan dapat menciptakan vokasi-vokasi di bidang pertanian untuk mendukung implementasi pertanian 4.0.

Program ini juga diharapkan akan membangun blockchain financing antara petani yang sudah menjadi nasabah BNI dengan Depo Tani, sehingga dapat membentuk ekosistem pertanian yang diharapkan. Kebutuhan budidaya petani seperti membeli pupuk, obat, hingga kebutuhan pribadi dapat disediakan oleh Depo Tani.

Regi Wahyu mengatakan, program ini sangat terbuka bagi para pengusaha pertanian yang ingin bisnisnya berkembang. Mereka yang memiliki usaha dan mau berkembang serta aktif menjadi Agen46 BNI dapat langsung bergabung menjadi Depo Tani. Setelah masuk Depo Tani, pihak HARA akan melakukan pembinaan.
“Setiap UMKM yang bergabung dalam program ini akan diberi pelatihan secara berkala dan pendampingan yang sifatnya jangka panjang,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (15/10).

Tingkatan Pembiayaan UMKM

Lebih lanjut, Bambang menyampaikan, acara ini adalah langkah awal untuk mencetak 1.000 Agripreneur sukses yang dapat menjadi penggerak sektor pertanian Indonesia. Keberhasilan pembangunan pertanian ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia pertanian. Pengembangan sumberdaya manusia di bidang pertanian dapat menciptakan agripreneurship yang kuat.

Sebelumnya BNI telah menjalin kerjasama dengan HARA sebagai mitra dalam digitalisasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mempermudah para petani dalam mendapatkan bantuan dan pinjaman dari bank. Kerja sama ini juga untuk membantu berjalannya program Kartu Tani.

Penyaluran KUR BNI selama tahun 2019 telah mencapai Rp 14,42 triliun atau 90,13% dari alokasi plafond KUR sebesar Rp 16 Triliun. Khusus pembiayaan di wilayah Jawa Timur, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 3,2 triliun.

Melalui strategi sinergi dengan HARA dan pemerintah setempat, BNI yakin akan terus dapat meningkatkan pembiayaan kepada pengusaha UMKM khususnya di Wilayah Jawa Timur.  (kontan.co.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry