Senior Executive Vice President-Listing Directorate BEI, Saptono Adi Junarso, saat mempresentasikan Papan Ekonomi Baru pada kegiatan Workshop Wartawan Daerah di Pandaan, Pasuruan, Rabu (1/3/2023). DUTA/ist

PASURUAN | duta.co – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan untuk berada di Papan Ekonomi Baru. Karena dengan berada di Papan Ekonomi Baru, maka perusahaan akan bisa menarik investor global.

Papan Ekonomi Baru ini, sejajar dengan Papan Utama yang selama ini menjadi daya tarik para investor untuk memburu saham. Namun, Papan Ekonomi Baru dan Papan Utama memiliki prospek yang berbeda.

Biasanya, jika Papan Utama adalah emiten yang memang sudah solid baik secara likuiditas dan sebagainya. Cocok untuk para investor yang ingin menghasilkan profit lebih cepat. Sementara di Papan Ekonomi Baru, cocok buat investor yang memikirkan jangka panjang, karena profit baru didapat setelah beberapa tahun.

Senior Executive Vice President-Listing Directorate BEI, Saptono Adi Junarso mengatakan untuk bisa berada di Papan Ekonomi Baru, BEI memiliki beberapa kriteria. Di antaranya papan pencatatan yang disediakan untuk mencatatkan saham dari perusahaan yang menggunakan teknologi.  Juga untuk menciptakan inovasi produk danatau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiliki kemanfaatan sosial dan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi.

“Sampai saat ini masih ada tiga emiten yakni Bukalapak, GoTo dan Blibli. Kami ingin nantinya bisa memanfaatkan teknologi dan ekonomi digital,” ujar Adi, saat sosialisasi Papan Ekonomi Baru pada kegiatan Workshop Wartawan Daerah di Pandaan, Pasuruan, Rabu (1/3/2023).

Saat ini, BEI gencar menyosialisasikan Papan Ekonomi Baru ini ke masyarakat luas terutama ke perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa dan yang belum.

“Kita terus lakukan edukasi karena dengan berada di Papan Ekonomi Baru bisa naik kelas. Investor global akan lebih tertarik dibandingkan dengan di Papan Pengembangan dan Akselerasi,” tukasnya.

Hingga kini, jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa sebanyak 846 perusahaan. Dari jumlah itu, 43 persen atau 365 perusahaan berada di Papan Utama, 0,4 persen atau tiga perusahaan di Papan Ekonomi Baru, 52 persen atau 447 perusahaan berada di Papan Pengembangan   dan sisanya 3,7 persen atau 31 perusahaan berada di Papan Akselerasi.

“Perusahaan yang berada di Papan Pengembangan dan Akselerasi masih sangat banyak. Sehingga kami dorong untuk naik kelas di Papan Ekonomi Baru, tentunya sesuai dengan kriteria yang kami tentukan,” tukasnya.

Karena, potensi untuk melantai di bursa saham khususnya di Papan Ekonomi Baru ini sangat besar. Karena hingga kini Indonesia menjadi penghasil Unicorn terbesar di dunia. “Bahkan kita kerjasama dengan Aprindo agar anggotanya bisa melantai di bursa khususnya di Papan Ekonomi Baru,” jelasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry