Psikolog Klinis yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Aliffia Ananta. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Bipolar atau gangguan mood ekstrem bisa disembuhkan dengan terapi dan obat-oabatan. Namun terapi itu harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien atau klien.

Hal itu diungkapkan Psikolog Klinis yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Aliffia Ananta.

Dikatakan Ananta, tidak semua pasien bipolar diterapi dengan terapi yang sama atau diberi obat yang sama. Semua harus disesuaikan dengan kondisi. “Misalnya cognitive behavior therapy mengajak orang klien meng-counter irrational believe. Selain itu, self talk juga bisa dilakukan dengan berbicara secara positif dengan diri sendiri,” ujarnya.

Bipolar ini pada pasien tertentu bisa mengalami mania atau kebahagiaan berlebih dan secara cepat berpindah menjadi stres, depresi dan kesedihan. Keduanya terjadi secara ekstrem.

Mania merupakan kondisi yang terjadi saat pengidap gangguan bipolar merasa sangat bersemangat, baik fisik maupun mental. Terdapat perubahan energi pada orang yang mengalami bipolar.

“Saat mengalami kebahagiaan, energinya sangat besar. Jadi susah tidur atau jika sudah tidur maka gak bangun-bangun,” sebutnya.

Ananta menambahkan, bipolar juga dapat mengganggu pola makan seseorang.“Ketika sedih atau depresi, misalnya, pola makan jadi meningkat. Bipolar dapat terjadi dalam tiga tipe berbeda.

“Pada tipe satu terjadi manic episode, yaitu jika bahagia bisa sampai tujuh hari dan jika depresi atau sedih bisa berlarut selama dua minggu. Adapun pada tipe dua terjadi hypomanic namun tidak separah mania,” jelasnya.

Ananta menambahkan bipolar dapat terjadi dalam kurun waktu lama.Ada siklus minimal dua tahun. Biasanya terjadi pada anak dan remaja. “Kita berbicara resiko penyebab, jadi tidak saklek. Misalnya kondisi otak dan genetik beresiko membawa bipolar. Di samping itu, pengalaman hidup traumatis dan menyedihkan juga berpotensi,” sebutnya.

Ananta juga menjelaskan, diagnosa bipolar tidak bisa didapatkan melalui self diagnosis. “Diagnosa awal tidak bisa dengan self diagnosis seperti gambaran umum dicocokkan dengan internet. Harus menemui Psikiater atau Psikolog untuk observasi dan wawancara,” terangnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry