PILKADA : Mas Dhito dan Mbak Dewi saat hadiri acara penyerahan surat rekomendasi dari Partai Gerindra (Nanang .P Basuki/duta.co)

KEDIRI|duta.co – ‘Tanpa pamit ngadoh ngono wae, aku ra ngerti salahku dan kau campakkan diriku (NU) bersanding dengan kekasih barumu. Abot tak terima kanti iklas legowo, sing tak karep kowe ra disio – sio’. Lagu berjudul Korban Janji karya Guyon Waton kini viral dikalangan warga di Kabupaten Kediri khususnya warga Jamaah Nahdlatul Ulama. Hal ini terkait akan digelarnya Pilkada Serentak pada 9 Desember nanti. Dimana para ulama NU merasa tidak dipamiti salah satu kadernya Dewi Mariya Ulfa saat ini menjabat Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Kediri.

“Secara langsung kegiatan ini tidak mengarah pada satu momen, semua orang punya hak dan kewajiban memberikan kontribusi menaikkan harkat dan martabat Nahdlatul Ulama. Bukan malah orang tidak punya kompentensi kemudian membawa nama organisasinya. Saya belum ada calon, PCNU belum menentukan arah mau netral atau memberikan dukungan kepada calon,” ucap KH. Muhammad Makmun, Ketua PCNU Kabupaten Kediri dikonfirmasi usai Apel Kesetiaan NKRI dan NU, Minggu kemarin di Gedung Serba Guna NU Kabupaten Kediri.

Apakah ini pertanda NU beserta Jamaahnya akan mendukung keberadaan bumbung kosong, karena dipastikan dalam Pilkada nanti hanya mengususng satu calon didukung mayoritas partai. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi Hanindhito Himawan Pramana bersama Dewi Mariya Ulfa, bila kemudian terpilih dan tidak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan Jamaah warga NU. “Kami sebenarnya bangga bila ada kader NU yang maju dengan cara yang benar, tahu unggah – ungguh merupakan budaya Akhlakul Karimah dilakukan dengan cara yang baik dan benar,” imbuh Gus Makmun dihadapan puluhan media.

Ditegaskan pulan, bahwa secara pribadi juga tidak pernah diajak bicara terkait pencalonan meski NU telah membentuk Tim 9. “Kami merasa tidak pernah merasa diajak bicara, bahkan bila saya berkeingin maju harus minta ijin ke Rois Syuriah. Itu aturan dalam NU dan selalu kita lestarikan dalam budaya Ahklakul Karimah, semacam pamitan. Bahwa benar saat ini ada semacam misskomunikasi kami dengan PP Fatayat. Dalam tanda kutip keberadaan PC Fatayat di Kabupaten Kediri, kami belum mendapatkan tembusan SK. Bahwa Fatayat merupakan badan otonom, karena dalam garis koordinasi bukan garis organisasi dengan PCNU,” jelas Ketua Yayasan Ponpes Al Falah Ploso Mojo. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry