Petugas SPBUN Desa Campurejo melakukan scan QRCode untuk pembelian Bio Solar agar BBM subsidi itu bisa tepat sasaran. DUTA/Wiek Wulan

GRESIK | duta.co – Malik (56) setiap hari harus mengambil 120 liter Bio Solar untuk dua perahu yang diberinama Purnama dan Kuncoro. Malik adalah orang suruhan dari Sumari, pemilik dua perahu itu.

Sebanyak 120 liter Bio Solar itu diambilnya dengan motor, dua kali jalan. Tak lupa, dia pun membeli dengan membawa dua QRCode. Satu QRCode untuk satu perahu.

QRCode itu dia print dan dilaminating sehingga lebih mudah membawanya karena dia agak gaptek (gagap teknologi) menggunakan ponsel.

Malik tidak harus antre membeli Bio Solar. Baginya pekerjaan sebagai ‘orang suruhan’ menjadi lebih mudah. Karena di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik sudah ada stasiun pengisian bahan bakar umum nelayan (SPBUN).

Sebelumnya, dia harus menempuh jarak 1,5 kilometer untuk membeli Bio Solar. Tidak hanya itu, antrean pembelian juga memakan waktu lama karena di SPBU itu melayani umum baik mobil dan nelayan. Sehingga lebih dari setengah hari waktunya dia habiskan untuk antre Bio Solar.

Karenanya dia mengaku senang ada SPBUN di sentra nelayan Desa Campurejo. “Setengah jam wes mari. Gak suwi antri (setengah jam sudah selesai. Tidak lama antre),” katanya.

Dengan tidak antre lama, dia mengaku bisa lebih memanfaatkan waktunya untuk hal-hal lain. Bahkan semakin banyak pemilik perahu nelayan yang menyuruhnya membeli Bio Solar.

Hal senada juga diungkapkan Vivit Khoirunnisa (30) yang juga setiap hari harus membeli Bio Solar untuk dua perahu miliknya. Vivit mendapat jatah 200 liter untuk dua perahunya dengan dua QRCode. “Saya beli sendiri karena dekat dari rumah. Kalau dulu menyuruh orang,” katanya.

SPBUN di Desa Campurejo sudah ada sejak Oktober 2022. SPBUN itu milik PT Gresik Migas (PTGM), BUMD Pemerintah Kabupaten Gresik. SPBUN ini menyediakan Bio Solar dan Pertalite. Untuk Bio Solar, pembelian bisa dilakukan kalau nelayan mendapat rekom dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat.

Awalnya pencatatan dilakukan secara manual. Namun sejak 1 Maret 2023, nelayan harus memiliki QRCode yang didapat dengan mendaftar di MyPertamina.

Untuk bisa memiliki QRCode itu, pemilik kapal harus terlebih dulu mendapat rekom dari DKP. Caranya dengan mendaftar dilengkapi NIK, NIB dan sebagainya.  Setelahnya dilakukan verifikasi apakah benar layak membeli Bio Solar itu. Jika sudah sesuai maka akan diturunkan surat rekomendasi layak membeli Bio Solar.

“Ketika sudah dapat itu, kita bantu mendaftar di subsidi tepat MyPertamina. Karena rata-rata nelayan di sini tidak bisa melakukannya, jadi kita harus turun tangan,” kata Kepala Divisi Operasi SPBUN Campurejo, Junaidi, saat ditemui, Rabu (8/3/2023).

Bagi pengelola SPBUN, pembelian dengan QRCode itu sangat membantu agar tidak terjadi penyelewengan. Sebanyak 150 kapal di desa nelayan itu yang memiliki QRCode bisa membeli Bio Solar sesuai kebutuhan yang ditetapkan DKP. Jumlahnya tidak sama, dari 60 liter hingga 100 liter per hari. Tergantung besar kecilnya perahu.

“Setiap hari diambil, kalau lagi musim angin, ya nelayan tidak ambil, menunggu hingga cuaca mendukung. Kalau cuaca baik, terkadang nelayan kuota tidak mencukupi, sehingga kita harus bagi-bagi dengan merata,” ungkapnya.

Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM), M Syaikhu mengatakan di SPBUN Campurejo, mendapatkan jatah dari Pertamina Patra Niaga sebesar 288 kilo liter per bulan. Jika waktu kerja selama 26 hari perbulan, maka setiap hari dikirim 11 kilo liter.

“Dengan QRCode, kami merasa terbantu untuk pelaporan ke Pertamina. Karena kami tidak ingin ada penyelewengan dalam penyalurannya. Alhamdulillah, sejauh ini masih aman,” tukasnya.

PTGM sendiri, hingga akhir 2023 ini menargetkan memiliki enam SPBUN. Dalam tahap pembangunan akan dibuka SPBUN di Kelurahan Lumpur. Setelahnya akan dibuka juga di Ujung Pangkah, Sidayu, Mengare dan  Bawean.

“Secara bisnis, BEP-nya bisa mencapai 12 tahun, tapi kami sebagai badan usaha pemerintah, ya harus membantu masyarakat, memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berusaha agar ekonomi bergerak,” tukasnya.

Hingga kini, ada 37 SPBUN di Jawa Timur yang dimiliki berbagai mitra dengan total kuota sebesar 61.853 kilo liter. ril/end