DANKAR: Siswa TK Tunas Harapan II Desa Sumberarum, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro ketika diajak mengenal cara kerja petugas Damkar.

BOJONEGORO | duta.co – Pendidikan anak bagian dari pembentukan kepribadian, mulai karakter, kecerdasan, keterampilan, hingga ketakwaam kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan hal itu dapat dilakukan melalui outdoor study atau belajar di luar kelas. Seperti yang dilakukan TK Tunas Harapan II Sumberarum, Kecamatan Dander, Bojonegoro, dengan mengajak siswanya belajar mengenal profesi  dan berkebun.

“Sengaja untuk outdoor study kali ini kita mengajak siswa mengenal profesi dan berkebun. Untuk profesi dengan mendatangi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bojonegoro, sementara belajar berkebun di wisata Agro Guna Bojonegoro,” ungkap, Kepala Sekolah TK Tunas Harapan II Sumberarum, Sulistianik SPd, Sabtu (13/10/2018).

Anik, sapaan akrabnya, sengaja memilih profesi Damkar agar sisawa tidak hanya mengenal bagaimana kerja seorang petugas Damkar, namun yang utama siswa ke depan bisa melindungi bahkan bisa melakukan pertolongan pertama ketiga ada kejadian serupa.

“Anak-anak itu kan cepat mengingat. Jadi kita berharap ilmu yang diterima hari ini, nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupannjya kelak ketika mengalami atau melihat kejadian serupa,” harapnya.

Dan ini sejalan dengan yang diharapkan bersama, terbukti setiba di Kantor Damkar, siswa terlihat antusias mengenal lebih dekat aktivitas dan tugas personel pemadam kebakaran. Mereka terlihat menyimak ketika mulai dikenalkan dengan berbagai peralatan yang harus dipakai petugas Damkar,  dari baju hingga ditunjukkan pula armada mobil Damkar.

Para siswa menyimak ketika diberikan wawasan seputar api dan penyebab kebakaran. Dan sorak pun langsung mengema ketika beramai-ramai praktik memadamkan api dengan menyemprotkan air dari mobil Damkar.

Puas mendapatkan ilmu mulai perkenalan kelengkapan Damkar hingga cara memadamkan api, siswa diajak berkeliling naik mobil pemadam kebakaran. “Senang, pingin jadi petugas pemadam kebakaran,” seru Alief Putra Irawan, salah seorang siswa ketika berkeliling kota menaiki mobil Damkar.

Berbarengan dengan itu, puluhan orang tua siswa juga diberikan wawasan cara mencegah kebakaran. Mereka diajari langkah-langkah menangani kebocoran tabung gas. Termasuk menangani kebocoran yang disertai kobaran api. Diberikan pula praktik mematikan kobaran api menggunakan kain atau karung basah.

Kegembiraan siswa belumlah selesai, puas dengan ilmu dari dinas Damkar, perjalanan dilanjutkan dengan lebih mengenal alam. Kali ini siswa ke wisata Agro Guna. Di sini siswa diajak untuk belajar bagaimana menanam, memetik, kemudian mengemas hasil dari kebun.

Terkesan kotor, namun  lanjut Anik, aktivitas berkebun berdampak baik bagi anak. “Selain mengajarkan mencintai alam, aktivitas luar ruangan seperti ini juga bagus untuk perkembangan fisik maupun mental anak,” tegasnya.

Terbukti, siswa terlihat bergembira ketika menjalankan aktivitas menaman hingga merawat saat proses pertumbuhan. Jadi siswa tidak hanya membuat lubang, memasukkan benih, memadatkan tanah, namun juga menyiram yang merupakan bagian dari proses pertumbuhan.

“Dengan belajar memahami proses pertumbuhan. Anak bisa melihat bukti, jika pohon yang kurang ‘minum’ atau ‘makan’ akan tumbuh layu. Dengan itu, anak diajarkan bahwa tubuh pun memerlukan makanan dan minuman yang cukup untuk tumbuh besar,” ujar Anik.

Tak hanya belajar  proses penanaman, di Agro Guna siswa juga belajar secara paripurna, tidak hanya menanam dan memelihara tanaman, namun juga bagaimana memetik hasil buah yang mereka tanam, hingga mengemasnya menjadi buah yang siap dipasarkan.

“Senang sekali dengan outdoor study kali ini. Karena siswa bisa tetap bergembira dan terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi belajar hanya di kelas. Dan yang semakin menambah kesempurnaan, kali ini orang tua juga dilibatkan. Misal tadi dengan permainan yang melibatkan ibu dan anak,” ungkap Desy Nurhayati, salah satu orang tua siswa.

Senada Wiwik Sugiantin mengapresiasi proses belajar di luar kelas, dimana siswa tidak hanya bisa bermain dengan kegiatan yang menyenangkan tapi anak memperleh kesempatan untuk berekspresi. “Ini seperti menjadikan belajar seperti bermain,” ujarnya bangga.

Apalagi tambah Mutamimah, anak kita seperti merasakan pembelajaran konkrit. Karena dihadapkan benda-benda dan aktivitas yang nyata. Meskipun ini memerlukan perhatian ekstra dari guru pada saat pembelajaran karena gurupun juga akan ekstra energi.

“Tapi semua pasti puas, puas hati dan puas badan. Puas hati karena mengadakan pembelajaran kongkrit. Puas badan karena secara fisik bergerak semua, mengeluarkan keringat, membakar lemak. Semoga ini berguyna bagi anak-anak kita ke depan,” tandasnya. rum

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry