INTELEKTUAL CABUL: IKS (46) di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (4/4/2017). (duta.co/tunggal teja)

SURABAYA | duta.co – Universitas Airlangga (Unair) telah memberhentikan IKS dari jabatan Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), tidak memberikan jam mengajar mata kuliah yang diampu, menyetop aktivitas riset serta publikasi. Selain itu, menyerahkan sepenuhnya proses hukum ke pihak kepolisian, Polrestabes Surabaya.

Kendati demikian, Unair tetap akan membelanya melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) kampus. Ada banyak alasan sehingga salah satu kampus negeri ternama yang ditarget Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) ini memberikan pembelaan.

“Saya melihat ada banyak versi yang berkembang. Dari informasi dan analisa menyimpulkan bahwa korban bukan orang “asing” bagi IKS. Mereka (antara IKS dan korban) sudah saling kenal, tahu dan sama-sama menjadi anggota (member) di pusat kebugaran yang sama,” tandas Rektor Unair Prof Nasih ditemui di Gedung Manajemen Kampus C Unair, kemarin.

Menurut Nasih, terlalu berlebihan jika menyebut ada pemaksaan oleh IKS terhadap korban. “Ini soal suka sejenis. Kesan ada pencabulan rasa-rasanya harus dipikirkan lebih lanjut,” sambungnya.

Unair, menurutnya, minta kepolisian bukan saja melihat usia korban. Pasalnya, meski usia korban baru 16 tahun, namun Unair yakin korban secara psikologis, biologis dan sosiologis sudah dewasa.”jadi tidak benar IKS suka anak-anak. Memang ada orientasi (seks, disorientasi) seperti itu,” belanya.

Dari sisi akademis, menurut Nasih, kampus akan mengembalikan kondisi orang-orang seperti IKS melalui mekanisme yang ada, rehabilitasi untuk mengembalikan sebagai lazimnya manusia Indonesia. Fakultas Psikologi dan Help Center akan membantu.

Nasih memastikan kasus ini personal, terjadi di luar jam kuliah serta di luar kampus. Nama korban juga tidak masuk dalam sistem kampus.

Internal kampus sendiri sudah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan melalui keberadaan Help Center. “Misalkan ada dosen lirik-lirik mahasiswa, mahasiswa mengganggu mahasiswa, bisa melapor ke Help Center. Help Center juga tidak memantau adanya penyimpangan IKS. Jadi semua terjadi di luar,” pungkasnya. end