Dr  Ubaidillah Zuhdi

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

TULISAN berikut merupakan bagian pertama dari seri bedah buku “The 360° Leader” karya John C. Maxwell. Salah satu poin dari buku tersebut adalah mengenai belajar menjadi pemimpin 360 derajat. Belajar menjadi pemimpin 360 derajat berarti belajar memimpin ke atas, ke samping, dan ke bawah. Buku tersebut menekankan bahwa tidak harus berada di posisi puncak untuk bisa memimpin.

Di bagian awal pembahasan, buku di atas memaparkan mengenai mitos-mitos terkait kepemimpinan. Mitos pertama adalah mitos posisi. Mitos tersebut berbunyi “Saya tidak bisa memimpin jika tidak berada di posisi teratas.” Mitos yang menyatakan bahwa seseorang harus menempati suatu posisi terlebih dahulu untuk bisa memimpin.

Mitos kedua adalah mitos tujuan yang berbunyi “Saat saya mencapai puncak, barulah saya akan belajar untuk memimpin.” Tentunya hal ini kurang tepat karena seseorang perlu belajar terkait kepemimpinan sebelum dia menempati sebuah posisi. Perlu persiapan sebelum memegang sebuah posisi.

Mitos ketiga adalah mitos pengaruh yang berbunyi “Jika saya sudah berada di puncak, orang pasti akan mengikuti saya.” Ada penjelasan bagus dari buku di atas yang menyertai keterangan mengenai mitos ini, yakni “Anda mungkin dapat memberikan posisi tertentu kepada seseorang, tetapi Anda tidak dapat memberinya kepemimpinan sejati. Pengaruh harus diperoleh dengan usaha.” Dengan demikian, seseorang harus berjuang untuk mendapatkan pengaruh. Tidak serta-merta datang sendiri.

Mitos keempat adalah mitos tidak berpengalaman yang berbunyi “Saat saya sampai di puncak, saya akan memegang kendali.” Buku di atas menjelaskan bahwa semakin tinggi posisi yang dipegang dan besar ukuran organisasi, maka seseorang semakin menyadari bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberjalanan organisasi tersebut. Seseorang di puncak tidaklah berkuasa penuh. Dan pada akhirnya, inti dari kepemimpinan adalah pengaruh.

Mitos kelima adalah mitos kebebasan yang berbunyi “Saat saya sampai di puncak, saya tidak akan dibatasi lagi.” Di mana pun posisi kita, selalu akan ada batasan. Seperti itulah hidup ini bekerja. Pada penjelasan terkait mitos ini dipaparkan dua buah gambar yang menunjukkan bahwa semakin tinggi jabatan seseorang, maka hak orang itu akan makin mengecil dan tanggung jawab orang itu akan makin membesar.

Mitos keenam adalah mitos potensi yang berbunyi “Saya tidak dapat mencapai potensi saya jika saya bukan pemimpin tertinggi.” Hal yang perlu disadari adalah kadang dampak terbesar datangnya bukan dari posisi tertinggi. Seseorang bisa mempengaruhi orang tidak harus dari posisi puncak. Bisa dari mana pun. Itulah konsep dari pemimpin 360 derajat. Seseorang yang tahu cara mempengaruhi orang tanpa tergantung pada posisi tempat dia berada.

Mitos ketujuh adalah mitos semua atau tidak sama sekali. Mitos ini berbunyi “Jika saya tidak dapat mencapai puncak, saya tidak akan mencoba memimpin.” Memang benar bahwa tidak semua orang akan menjadi pemimpin puncak. Banyak orang menyerah dalam hal kepemimpinan pada saat menyadari bahwa dirinya tidak mampu mencapai posisi puncak. Hal ini disebabkan mereka menerjemahkan “kesuksesan” sebagai “posisi puncak.” Rasa kecewa, pahit, dan sinis bisa jadi akan muncul pada orang-orang yang memasuki kepemimpinan namun tidak bisa meraih posisi puncak. Akibat negatifnya adalah mereka akan menjadi penghalang kemajuan organisasi.

Seseorang tidak perlu berada di posisi tertinggi untuk bisa memberikan nilai tambah pada organisasi. Seseorang tidak harus berada di posisi puncak untuk bisa membuat perbedaan. Seseorang bisa memberikan dampak pada organisasi dari level mana pun. Sesuatu yang perlu dilakukan oleh seseorang agar bisa mencapai hal tersebut adalah belajar mengenai kepemimpinan. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry