Dr Ubaidillah Zuhdi – Dosen S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital
TULISAN berikut merupakan bagian kedelapan dari seri bedah buku “The 360° Leader” karya John C. Maxwell. Bagian akhir dari tulisan sebelum ini menjelaskan mengenai prinsip ketiga dari prinsip-prinsip yang perlu dilakukan oleh pemimpin 360 derajat untuk bisa memimpin ke atas dengan baik. Lebih spesifik lagi, prinsip tersebut adalah mau melakukan hal yang tidak mau dilakukan orang lain.
Dalam membahas prinsip ketiga tersebut, buku di atas memberikan rekomendasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan agar kita bisa menjadi pemimpin 360 derajat yang memimpin ke atas. Hal pertama adalah pemimpin 360 derajat mengambil pekerjaan yang sulit.
Menurut buku di atas, kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak mudah akan mendapatkan ganjaran penghargaan dari orang lain dengan sangat cepat.
Selain itu, buku di atas menjelaskan juga bahwa mengambil pekerjaan yang sukar tidak hanya membuat orang lain menghargai diri kita, tetapi hal tersebut juga membantu diri kita untuk menjadi pemimpin yang lebih bagus.
Menurut analisis penulis, hal ini dikarenakan tugas yang sulit akan menempa diri kita untuk menjadi manusia yang lebih tangguh.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Hal kedua adalah pemimpin 360 derajat bekerja keras untuk mendapatkan posisinya. Buku di atas menjelaskan bahwa, untuk menjadi seorang pemimpin 360 derajat, seseorang harus membayar dengan bekerja keras.
Bagaimana bentuk kerja keras tersebut? Salah satu contohnya adalah mengorbankan beberapa target pribadi untuk kepentingan orang lain.
Hal ketiga adalah pemimpin 360 derajat bekerja dengan keanoniman. Ada ungkapan bagus pada buku di atas untuk bagian ini, yaitu “Kuncinya adalah bersedia untuk melakukan sesuatu karena hal tersebut berarti, bukan karena hal tersebut akan membuat Anda diperhatikan.”
Dari sudut pandang penulis, saat diri kita melakukan hal berarti dan berhasil, diri kita akan menerima perhatian dari pihak lain dengan sendirinya. Dengan demikian, alih-alih mencoba meraih perhatian, diri kita sebaiknya bekerja keras untuk menyelesaikan banyak hal berarti.
Hal keempat adalah pemimpin 360 derajat sukses dengan orang-orang yang sulit. Pemimpin 360 derajat adalah pihak yang memimpin di tengah. Buku di atas menjelaskan bahwa para pemimpin di tengah tidak sepenuhnya bisa memilih dengan siapa mereka bekerja. Para pemimpin di tengah yang baik bisa menemukan cara untuk sukses dengan orang yang sukar diajak bekerja sama. Bagaimana caranya? Mereka berusaha menemukan kesamaan dan menyambungkan diri dengan kesamaan tersebut.
Hal kelima adalah pemimpin 360 derajat mau menanggung risiko. Buku di atas menjelaskan bahwa kita tidak mungkin bermain aman dan tampil menonjol di saat yang sama. Pesan yang bagus dituliskan pada buku di atas di bagian akhir pada pembahasan terkait hal kelima ini, yakni “Bermainlah secara cerdas, tetapi jangan bermain aman.”
Hal keenam adalah pemimpin 360 derajat mengakui kesalahan tetapi tidak pernah berdalih. Buku di atas memaparkan bahwa lebih mudah untuk pindah dari kegagalan ke keberhasilan daripada beralih dari alasan ke keberhasilan. Selain itu, buku di atas juga menjelaskan bahwa kita pun akan mempunyai kredibilitas yang lebih besar di mata pemimpin kita jika kita mengakui kelemahan kita dan menahan diri agar tidak berdalih. Dari sudut pandang penulis, bisa jadi seseorang berdalih setelah mengakui kesalahan agar dirinya tidak menanggung semua hukuman yang akan diterimanya.
Hal ketujuh adalah pemimpin 360 derajat melakukan lebih banyak hal daripada yang diharapkan. Istilah lain untuk hal ini adalah “melebihi harapan” atau “melebihi target.”
Penulis berpendapat bahwa, meski berat, hal ketujuh ini adalah sesuatu yang patut dilakukan karena akan mendatangkan manfaat bagi organisasi dan orang yang melakukannya.
Bagi organisasi, manfaat yang didapat adalah semakin banyak output yang akan muncul. Sedangkan bagi orang yang melakukan, manfaat yang dirasakan adalah pengembangan diri dengan skala yang lebih besar. *
