Tiga mahasiswa FKIP Unusa bersama dosen seni dan budaya Andri Setiawan menunjukkan batik Sibori di sela ajang Pagelaran Seni FKIP di Atrium Royal Plasa, Senin (20/1/2020). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co  – Teknik Batik Sibori dari Jepang kini semakin popular. Batik ini mulai disukai masyarakat di Indonesia, karena lebih simpel dalam pengerjaannya. Berbeda dengan batik tulis di Indonesia, yang melalui berbagai tahapan, mulai menggambar di bahannya, mencanting dengan malam, memberikan pewarnaan secara bertahap, hingga ke pencucian.

Sementara untuk batik Sibori ini, cukup dengan melipat-lipat kain berbentuk kotak kecil atau segi tiga lalu mencelupkannya ke warna-warna yang diinginkan atau dengan mengucurkan pewarna ke kain dan memerasnya.

“Siapa pun bisa melakukannya. Tidak perlu pakai teknik-teknik mencanting dan sebagainya. Simpel dan mudah,” ujar  Andri Setiawan, dosen seni dan budaya Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di sela acara Pagelaran Seni FKIP Unusa di Atrium Royal Plasa, Senin (20/1/2020).

Membatik Sibori ini diajarkan kepada mahasiswa semester ganjil untuk tiga program studi yakni Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Bahasa Inggris. Ini adalah mata kuliah seni rupa yang hukumnya wajib diikuti dan ditempuh mahasiswa.

“Kami harapkan, nantinya mata kuliah ini bisa mereka kembangkan untuk berwirausaha, bisa juga nanti mereka ajarkan ke anak-anak didiknya saat mereka menjadi guru, baik di PAUD atau di SD. Semua ini akan berguna,” tutur Andri.

Membatik Sibori ini cukup diminati mahasiswa. Salama Ahmad, salah satunya. Mahasiswi semester V PGSD ini merasa beruntung bisa diajari membatik Sibori ini. Karena dia bisa mengembangkannya untuk dijadikan bisnis sambilan. “Mau buat kerudung dari batik ini. Unik, lucu dan warna-warni,” jelasnya.

Tidak hanya membatik, FKIP Unusa juga mewajibkan mata kuliah seni-seni lainnya kepada mahasiswanya. Ada seni tari, lukis, menyanyi dan sebagainya. Semua mata kuliah seni itu diimplementasikan dalam sebuah pentas seni yang bisa ditonton masyarakat luas. “Ini implementasi dari kuliah selama satu semester, kita tampilkan bersama-sama secara terbuka,” tukasnya. end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry