Adhie Massardi (FT/IST)

JAKARTA | duta.co – Baru dan menarik! Inilah narasi yang disampaikan Mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi saat membeberkan perbedaan yang mencolok antara Gus Dur dengan Presiden Joko Widodo.

Dari segi figur, Gus Dur menurut Adhie, bukan menginginkan menjadi presiden, melainkan karena melihat persoalan bangsa. Sehingga untuk menyelesaikannya harus jadi presiden. Gus Dur sendiri tidak pernah bercita-cita menjadi presiden.

“Jadi presiden itu instrumen dari tujuan. Oleh sebab itu ketika Gus Dur jadi presiden dia langsung bertindak, apa yang harus dilakukan. Jadi gak ngitung 100 hari, 200 hari, setahun, dua tahun. Begitu hari pertama dia sudah bikin kebijakan,” ujar Adhie Massardi saat menjadi narasumber acara diskusi Tanya Jawab Cak Ulung bertema “Seputar Aksi Menyelamatkan Indonesia”, Jumat (14/8) sebagaimana diwartakan rmol.id.

Adhie pun membandingkan dengan presiden saat ini yang hanya bercita-cita menjadi presiden. Sehingga, ketika cita-cita tersebut tercapai, maka tidak ada yang dilakukan untuk menyelamatkan Indonesia.

“Orang kan cita-citanya jadi presiden, orang punya cita-cita jadi presiden, dengan berbagai cara akhirnya tercapai lah cita-cita itu menjadi presiden, cita-cita sudah selesai terus mau ngapain? Udah emang cita-citanya jadi presiden,” jelas Adhie.

“Jadi kan beda dengan Soekarno, Gus Dur. Dia ingin melakukan sesuatu untuk bangsanya, untuk itu harus menjadi ini. Yang (presiden) sebelum-sebelumnya (selain Jokowi) juga kan cita-citanya jadi presiden, ya sudah jadi presiden aja,” sambung Adhie.

Pernyataan Adhie ini menarik untuk ditanamkan kepada generasi bangsa. Jangan pernah mimpi ingin jadi presiden, tetapi, mimpilah untuk membenahi bangsa dan negara. Dengan cita-cita terakhir ini, presiden menjadi media. Kalau hanya ingin menjadi presiden, lalu, tidak berbuat selayaknya presiden, maka, negara bisa berbahaya. Waallahu’alam. (rmol.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry