SUMUR MINYAK : Salah satu lokasi sumur eks Belanda di Kecamatan Kedewan. (reinno pareno/duta)

BOJONEGORO | duta.co – Sejak 2018, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bojonegoro Bangkit Sarana (BBS) yang kerjasama dengan Operator Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) sumur tua, Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Asset 4, fokus mengerjakan angkat angkut minyak mentah dari 594 sumur eks Belanda di Kecamatan Kedewan Bojonegoro.

Dalam angkat angkut minyak mentah itu merupakan andalan mata pencaharian warga di Kecamatan Kedewan, diantaranya di Desa Wonocolo, Hargomulyo, Beji, Kawengan dan Kedewan.

“Jumlah warga yang angkat angkut di BUMD, ada sekitar seratusan orang yang terbagi dalam tiga kelompok. Kami selalu melakukan evaluasi menyeluruh atas kinerja angkut angkat minyak mentah ini, baik personil BUMD dan warga yang tergabung dalam kelompok penambang,” kata Manager Proyek BUMD PT BBS Imron, Rabu (25/03/2020).

Pihaknya juga berupaya tetap memberikan dukungan positif untuk perekonomian di wilayah, terutama di Bojonegoro yang terdapat area kegiatan sumur tua. Bahkan dari pengerjaan angkat angkut minyak mentah, hasilnya ada kenaikan di dua bulan ini dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya. Yakni untuk Januari Pebruari menghasilkan minyak mentah 558 barel perhari.

Sedangkan bulan November dan Desember menghasilkan 307 barel perhari. Untuk ke kelompok penambang diberikan honor angkat angkut minyak mentah perliter Rp 2756. Adapun penerimaan BUMD PT BBS dari Pertamina EP Asset 4, yakni Rp 3125.

Menurut Imron, kelompok penambang dan BUMD, dapat menjadi lokomotif ekonomi perkembangan di daerah, sepanjang tetap memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan dalam menjalankan kegiatannya.

Terpisah Ketua Kelompok Penambang Desa Kedewan Aji Purnomo mengatakan selama ini berjalan baik antara BUMD dengan pihaknya.

“Apabila ada sesuatu terkait sumur minyak harus duduk bersama untuk dikoordinasikan. Karena selama ini, BUMD sudah melakukan banyak proses dalam mengelola sumur tua bersama segenap penambang,” katanya.

Pantauan di lokasi, angkat angkut minyak mentah yang ditangani BUMD PT BBS di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan, yang melakukan hampir semuanya warga desa, mereka menghandalkan nafkah dari minyak mentah yang diangkut dari mulut sumur peninggalan belanda. Keterangan Supran (40) perangkat Desa Kawengan, untuk honor perharinya warga yang ikut angkat angkut sudah layak untuk nafkah. Yakni minimal mendapatkan Rp 55 ribu.

“Bisa lebih dan tergantung minyak mentah yang didapat,” katanya.

Menurutnya, kegiatan angkat angkut minyak mentah sangat membantu ekonomi warganya. Salah satu tokoh warga penambang di Desa Hargomulyo Samusi (60) mengatakan di lokasi penambangan minyak mentah di desanya itu sekarang ada sekitar lebih dari seratus sumur.

“Ya kami terus berkoordinasi dengan BUMD untuk kesejahteraan penambang minyak mentah di sumur peninggalan penjajahan Belanda ini. Untuk pencegahan corona, penyemprotan disifektan terus dilakukan dan pemantauan kesehatan penambang terfasilitasi. Dikarenakan penambang dilindungi BPJS oleh BUMD PT BBS. rno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry