Oleh : Tri Sugiarti Ramadhan*

PRESIDEN pertama Indonesia Ir. Soekarno berpidato Beri aku seribu orang tua akan ku cabut gunung semeru, beri aku sepuluh pemuda akan ku guncangkan dunia. Seakan sepenggal kalimat motivasi Bung Karno meramalkan mendatang Indonesia ini akan dinahkodai para pemuda. Pemuda yang diisi oleh generasi yang lahir saat era pandemi covid-19 masuk. Generasi yang mampu membuat Indonesia bangkit menggucang dunia.

Setelah era pandemi, Indonesia mendatang akan memasuki usia 100 tahun ditahun 2045. Menjelang usia yang ke 100, Indonesia telah memasuki fenomena bonus demografi beberapa tahun kedepan. Fenomena bonus demografi ditandai dengan adanya jumlah penduduk produktif yang meningkat secara signifikan. Tanda  tanda dari fenomena ini jelas menjadi peluang emas untuk mengerakkan perekonomian setelah masa pandemi ini sehingga Indonesia kedepannya menjadi bukan lagi macan asia namun menjelma menjadi macan dunia bersaing dengan negara  negara maju lainnya. Penduduk produktif pada era ini akan didominasi oleh generasi pasca milenial.

Generasi pasca milenial akan di isi oleh generasi Z dan generasi alpha. Hal ini dikarenakan menurut Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall (2004) dalam teori generasi membagi menjadi 5 generasi berdasarkan tahun kelahirannya yaitu : (1) Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964; (2) Generasi X, lahir 1965-1980; (3) Generasi Y, lahir 1981-1994, sering disebut generasi milennial; (4) Generasi Z, lahir 1995-2010 dan (5) Generasi Alpha, lahir 2011-2025. Dilihat dari kelima generasi tersebut, mendatang akan dimulai masa bangkitnya generasi Z dan generasi alpha yang mulai memasuki angkatan kerja.

Generasi pasca milenial  merupakan modal utama menggerakkan perekonomian dalam bonus demografi mendatang. Potensi generasi pasca milenial yang dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi setelah pandemi covid-19.  Peran generasi pasca milenial ini juga akan dapat mengoptimalkan manfaat dan potensi yang ada karena sudah tidak ada lagi kesenjangan gender.

Seiring perkembangan teknologi semakin pesat, mereka tidak bisa lepas dari gadget dan aktifitas di media sosial. Setidaknya mereka bisa berinteraksi dengan media sosial setiap jamnya. Hal itu berdampak positif lebih cepat mendapatkan informasi. Teknologi bagi mereka dapat melakukan apa saja tidak hanya bersenang  senang, namun juga termasuk belajar dan bekerja. Apalagi dalam kondisi new normal seperti ini, mereka mulai dari kecil sudah mengenyam belajar dirumah dengan menggunakan sistem daring yang opersionalnya menggunakan sistem teknologi informasi. Berbeda dari pendahulunya yang masih menggunakan cara konvensional. Maka saat ini tidak sedikit dari mereka yang sudah menjadikan teknologi sebagai lahan penghasilan seperti dari kecil sudah menjadi youtuber, influencer, dropshiper,dan lain  lainnya dengan menggunakan sistem teknologi informasi untuk menjadi entrepreneur sejak dini.

Dari segi pola pikir, generasi pasca milenial memiliki pemikiran yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi ini dilahirkan di saat adanya gejolak ekonomi, politik, dan sosial yang disebabkan adanya wabah covid-19. Kondisi ini memberikan dampak mendalam bagi generasi ini. Mereka akan tumbuh menjadi individu  individu yang open minded dan memikirkan dampak kesehatan lingkungan.

Selain itu mereka tidak terlalu mengejar kepuasan kerja, namun yang lebih mereka inginkan adalah perkembangan skill yang dimilik atas pekerjaan. Mereka senang mempelajari hal  hal baru, skill baru dan mengambil kesempatan untuk berkembang.

Setelah masa pandemi, diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia produktif diatas 60% dan 27% diantaranya adalah generasi muda. Penduduk Indonesia dimasa itu akan berpotensi menjadi entrepreneur. Ini merupakan modal kekuatan besar Indonesia dalam perekonomian yang dikontribusikan generasi pasca milenial. Namun apabila Indonesia tidak dapat mengelola mereka dengan baik, maka akan menjadi boomerang tersendiri bagi bangsa ini. Mereka akan menentukan masa depan bangsa Indonesia 45 tahun mendatang.

Karakteristik dari generasi pasca milenial diharapkan dapat dipahami oleh pemerintah maupun swasta guna meningkatkan produktivitas kerja generasi ini. Kemudian dilakukan percepatan roda produksi setelah masa pandemi sehingga dapat memaksimalkan bonus demografi untuk mencapai Indonesia maju. Selain itu dengan membentuk para entrepreneur muda yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan saat adanya fenomena bonus demografi serta meningkatkan kompetensi generasi pasca milenial melalui pelatihan dan pengembangan berbasis teknologi.

*Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang.
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry