PONTIANAK | duta.co –Memperingati Harlah Fatayat NU ke 72 Pengurus Wilayah Fatayat NU Kalimantan Barat gelar Webinar dengan Tema Adaptasi Perempuan untuk Bangkit dan Berdaya Pasca-Pandemi, Jumat, (22/04/22).

Acara berjalan sukses. Hadir  Drs. H. Syahrul Yadi, M. Si selaku Kakanwil Kemenag Kalbar, Hj. Margareth Aliyatul, M.M.Si selaku sekretaris Fatayat Pusat, Muslimat, S.Sos.,M.Si selaku kepala BKKBN Provinsi Kalbar, Evi Zuliska, SKM.M.Si dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dan seluruh kader Fatayat NU perwakilan Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat.

Umi Marzuqoh berharap Harlah Fatayat NU ini bisa menjadi momentum bagi kader Fatayat NU khususnya di Kalimantan Barat. “Kami berharap Harlah Fatayat NU ini bisa menjadi momentum bagi kader Fatayat NU khususnya di Kalimantan Barat yang sudah mulai tumbuh sampai pada pimpinan anak cabang Fatayat di beberapa Kabupaten/Kota yang sudah dibentuk, hal ini  sebagai modal bagi Fatayat NU nantinya senantiasa berkiprah, mendukung, dan mensukseskan program-program pemerintah”, ungkapnya.

Pun, Syahrul Yadi (Kakanwil Kemenag Kalbar) begitu mengapresiasi agenda Webinar yang diadakan oleh PW Fatayat NU Kalimantan Barat. “Saya sangat mengapresiasi tema yang di angkat dalam webinar ini yakni Adaptasi Perempuan untuk Bangkit Berdaya Bersama setelah Pandemi, mudah-mudahan melalui tema ini menjadi pemicu, menjadi dasar, untuk bangkit dan berdaya secara bersama,” tegasnya.

Bangkit, jelasnya, artinya Fatayat pernah jaya sebelumnya, Fatayat pernah hebat sebelumnya, jadi sekarang harus bangkit. Kenapa? “Setidaknya jatuh saat dipukul covid-19 maka fatayat hampir terhenti dibeberapa kegiatan yang bersifat penting.”

Jadi, lanjutnya, kontribusi untuk masyarakat, perempuan, anak, pemerintah, sepertinya tidak maksimal karena pandemi. Makanya Fatayat mengambil judul untuk bangkit, bukan hanya sekedar bangkit. “Tapi bangkit itu harus akselerasi pada kemampuan untuk melaju, afirmasi harus ada lompatan tidak boleh diam tidak boleh sekedar begitu saja tetapi memang harus semangat dan giat untuk bangkit,” ungkapnya.

Kalau Islam memperjuangkan bangsa Indonesia dengan semangat 45, lanjutnya, maka Fatayat juga harus bangkit dengan semangat 45 apalagi untuk berdaya, dan punya kekuatan,  mampu dipertimbangkan dan dihitung oleh organisasi lain, bangsa, dan negara. “Fatayat dibangkitkan  dengan sifat bersama, bersama dengan semua jam’iyah Fatayat, bangkit secara profesional dan bermartabat,” imbuhnya.

Acara ini terselenggara dengan baik dan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Dalam hal ini juga diramaikan oleh tiga narasumber yaitu dari  Kepala BKKBN Kalbar, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dan Pengurus Pusat Fatayat NU, serta satu moderator  yaitu Sahabat Putriana. (rls)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry