Oleh: Yauwan Tobing Lukiyono

MINYAK goreng merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang letaknya didapur yang hampir setiap hari masyarakat baik di indonesia maupun di belahan dunia lainnya menggunakannya untuk keperluannya hidupnya  diantaranya untuk menggoreng ikan ,menumis bahkan untuk memasak sayur.

Penggunaan minyak goreng selain bertujuan untuk mematangkan ikan dan sayuran dengan menggunakan proses pemanasan adalah menjadikan setiap makanan atau masakan menjadi gurih, renyah dan juga meningkatkan kesedapan rasa pada makanan tersebut.

Rasa sedap itu didapatkan dari bahan dasar dari pembuatan minyak goreng tersebut yaitu  berasal dari   kelapa,kelapa sawit maupun dari  minyak yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti jagung,Kedelai dan juga Biji bunga matahari yang kandungan utamanya antara lain asam lemak jenuh (saturated fatty acids) dan lemak tidak jenuh ( unsaturated fatty acid ) .

Di beberapa daerah di Indonesia minyak goreng curah ini banyak kita jumpai dijual bebas dengan harga yang terjangkau dibanding dengan minyak goreng convensional di pasaran. Skala pasar terpadu maupun dalam skala pasar tradisional  yang kebanyakan proses penjualan dalam kemasan plastik dikemas secara manual tanpa merk tanpa diketahui asal pembuatan, komposisi, masa expired date-nya serta memiliki tingkat higienis yang sangat minim sehingga bukan tidak mungkin akan menimbulkan masalah kesehatan dikemudian harinya.

Penilaian kualitas minyak goreng didasarkan oleh penilaian fisik mulai warna,tingkat kejernihan,bau dan rasa. Mengingat kebutuhan akan minyak goreng seperti sebuah kebutuhan wajib,hal tersebut menjadikan  frekuensi penggunaan minyak goreng  dengan pemanasan secara berulang sangat cukup tinggi.

Dari pemanasan secara berulang tersebut, tanpa disadari akan merubah kondisi ,komposisi maupun kualitas  awal dari minyak goreng sebelum dipanaskan. Salah satu indikatornya adalah terjadinya perubahan warna yang cenderung lebih pekat dan timbulnya  sisa endapan dan bau yang cenderung lebih menyengat dikarenakan pemanasan berulang.

Hal itu dapat mengubah komposisi dan melepaskan salah satu senyawa yang terkandung dalam minyak yaitu Akrolein dan penipisan kandungan antioksidan alami dalam minyak goreng yang dikawatirkan mengandung asam lemak jenuh jahat , radikal bebas dan bersifat karsinogenik

Berbagai penyakit yang dapat disebabkan karena aktifitas penggunaan minyak goreng secara berulang salah satunya peningkatan profil lipid dalam darah salah satunya kolesterol darah, hipertensi, peradangan pembuluh darah, obesitas  dan peningkatan sel kanker dalam tubuh.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dari university of Illinois Urbana Champaign dengan percobaan pada mencit yang diberi perlakuan dan menunjukkan bahwasanya penggunaan minyak goreng dengan pemanasan secara berulang dapat memicu dan meningkatkan perubahan sel yang dapat mendorong pada peningkatan metatasis  kanker payudara menuju stadium akhir.

 Ditarik garis dari penelitian yang telah dilakukan bahwa pemanasan minyak goreng secara berulang kali dapat menurunkan kualitas minyak goreng itu sendiri mulai dari penilaian kualitas fisik ,kimia serta mikrobiologinya yang efeknya dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan. Jika aktifitas pemanasan berulang dapat meningkatkan metatasis sel kangker payudara maka sel kanker lainnya yang ada di tubuh manusia juga akan terstimulasi untuk aktif.

*Dosen Program Studi DIV Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan

 

 

 

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry