Dosen FK Unair, dr Eighty Mardian Kurniawati saat materi “Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan” di Yayasan Hidayatullah Surabaya, Selasa (14/2/2023). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Pantyliner (pembalut tipis)  banyak digunakan para perempuan dalam aktivitas sehari-hari. Terutama mereka yang yang mengalami keluhan kemaluan sering basah atau mengalami keputihan.

Padahal, menurut dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan, Dr dr Eighty Mardiyan K,  SpOG (K), ini bukan pilihan yang tepat. Alasannya, berganti celana dalam berulang dan memilih berbahan katun akan lebih sehat.

“Memakai pembalut tipis setiap hati akan menyebabkan daerah kemaluan akan mudah berkeringat dan lembab karena keringat tersebut tidak diserap,” kata dosen Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair)/RSUD dr Soetomo saat memberi materi “Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan” di Yayasan Hidayatullah Surabaya, pada Selasa (14/2/2023) lalu.

Dikatakan dr Eighty, kondisi lembab ini berakibat bakteri dan jamur mudah tumbuh. Hasilnya, keputihan akan semakin parah. Sebaliknya, pemilihan celana berbahan katun akan memudahkan diserapnya keringat. Sehingga daerah kemaluan tidak lembab lagi. “Bila terasa basah, disarankan berganti berulang. Dan bukan memilih jalan pintas memakai pembalut harian,” ungkapnya.

Paham Gejala

Dokter Eighty menyebut, tidak semua keputihan harus dirisaukan. Karena ada keputihan yang normal dan bisa dialami semua perempuan.

Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih, muncul menjelang haid, setelahnya atau pertengan siklus, tidak gatal dan tidak berbau. Sebaliknya, keputihan  mulai tergolong tidak normal bila keluar sepanjang waktu, warna berubah hijau, kuning atau bahkan coklat dan bercampur darah, maka harus mulai waspada. Begitu juga bila keputihan diserta rasa gatal atau panas terbakar.

Keputihan yang tidak normal, bisa disebabkan infeksi. Baik karena kuman, parasit atau jamur. Bila karena infeksi, lanjut dr Eighty, harus mendapat pengobatan antibiotika atau antijamur yang sesuai.

“Dan tidak boleh mengonsumsi obat tanpa melakukan pemeriksaan dan konsultasi dokter. Pemakaian obat yang tidak tepat, misalnya antibiotika, justru akan memunculkan resistensi kuman. Artinya, kuman semakin kebal terhadap antibiotika yang digunakan dengan cara tidak tepat,” tukasnya.

Keputihan tidak normal dengan bau tidak sedap, bahkan disertai darah, juga bisa menjadi gejala awal kanker serviks.

“Sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Supaya bisa diilakukan pemeriksaan detil , dan dipastikan sebab keputihan tersebut,” ungkap dr Eighty.

Dengan pemeriksaan ini, dokter akan bisa mendiagnosis dengan tepat, sekaligus menentukan pengobatan yang sesuai. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry