Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Instruksi penting pemerintah yang masih mentah, belum didengar baik rakyatnya — terkait bahaya Covid-19 — adalah tinggal di rumah. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tampil sendirian mengajak kamituwo, kepala dusun, kepala desa, Pak RT, Pak RW, Karang  Taruna, Ibu-ibu PKK, Posyandu, Polindes — lini paling bawah – agar menjaga diri, jangan keluar rumah.

Tetapi, nyatanya, tempat-tempat keramaian masih saja berjalan. Oleh karenanya, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing kepada rmol.id, mengatakan, akan lebih maksimal, masif, dan menyeluruh di tanah air, jika Gugus Tugas Covid-19 dibentuk di semua tingkatan struktur pemerintahan. “Mulai provinsi, kabupaten/kotamadya hingga di tingkat desa, bahkan sampai RT atau lorong,” tuturnya Senin (23/3).

Bangkit Bersama

Di sejumlah RT di Sidoarjo, mengaku siap. Diakui, bahwa, semangat ini tidak bisa dibangun tanpa adanya komando yang jelas. “Demi kebaikan bersama, apa salahnya Pak RT ikut turun aktif, menyadarkan warganya agar mengikuti instruksi gubernur. Ini bukan masalah kecil, tetapi, faktanya mayoritas warga belum paham,” jelas salah seorang ketua RT di Krian, Sidoarjo.

Hal yang sama dirasakan Emrus Sihombing. Selain itu, kata Emrus, pedoman pencegahan penyebaran virus corona yang sudah dirumuskan dengan bagus sekali di tingkat nasional harus tersampaikan dengan baik pula di tingkat RT bahkan lorong.

Oleh karena itu, pedoman pencegahan dan penjelasannya harus dimodifikasi oleh tim gugus tugas setempat dalam narasi yang disesuaikan dengan gaya bahasa dan perilaku kearifan lokal. “Sehingga mudah dimengerti, diterima, dan diterapkan oleh setiap individu dalam satu tingkatan struktur pemerintahan paling bawah, yaitu RT atau bahkan lorong di seluruh tanah air,” tutupnya. (mky,rmol.id)