Keterangan foto: suryanenggala.com

MADIUN | duta.co Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Senilai Rp  200 ribu yang disebar di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun Sabtu, (27/06/20), menuai protes.

Sejumlah anggota Kelompok Penerima Manfaat (KPM kecewa karena kondisi beras tidak Layak konsumsi. Beras itu sudah berwarna kecoklatan dan banyak kutu. Beras bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) itu rencanakan dikembalikan oleh warga.

Mereka juga berencana mengadukan persoalan tersebut ke Komisi B DPRD setempat dengan membawa sejumlah barang bukti.

“Beras BPNT bulan Juni ini, berbau apek dan berkutu. Ya nanti kita kembalikan,” ujar Imron, warga setempat, Sabtu (27/6/2020).

Kepala Dusun Purworejo Misyono, membenarkan soal keluhan beras BPNT yang berbau apek dan berkutu tersebut. “Yang menerima bilang, itu berasnya kok ada kutunya, tapi sampai sekarang belum ada yang mengembalikan,” katanya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dari informasi yang diterima, di Desa Purworejo ada sekitar 215 warga penerima manfaat BPNT di Desa Purworejo. Mereka ini rutin setiap bulan menerima bantuan beras sebanyak 15 kilogram.

Bantuan ini berasal dari program Kementerian Sosial dan pihak supplier yakni Bulog. Selain beras warga juga menerima bawang putih dan buah masing-masing setengah kilogram, kentang dan telur masing-masing satu kilogram, serta satu potong tempe.

Selain Desa Purworejo, warga penerima manfaat BPNT di sejumlah desa lain juga mengeluhkan hal yang sama. Seperti di Kelurahan Bangunsari, Desa Blabakan, Desa Kaliabu, dan Desa Klecorejo Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.

Karena jengkel, warga pun menandai kantong beras beras 15 kg yang diterimanya itu dengan spidol warna biru bertuliskan “Banyak Kutunya”. (rmol.id)

 

www.suryanenggala.com–

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry