Anwar Hudijono (FT/IST)

“Masya Allah anak saudara saya ini tiba-tiba jatuh ketika sedang membeli barang di tempat kerja beliau. Bukan kerana virus corona. Hati-hati menyebarkan apa yang anda tidak tahu pasti.”

Oleh Anwar Hudijono

VIRUS corona masih viral pol di jagat media, baik media konvensional maupun media sosial. Salah satu yang aktual adalah info seorang gadis Malaysia, Nurul Izzah Izaati binti Norazlan meninggal karena virus corona.

Sebagaimana diberitakan Tribunnews.com, Selasa, 28/1/2020, Nurul Izzah meninggal di sebuah minimarket saat belanja. Tiba-tiba gadis berjilbab hitam ini terjatuh dan meninggal.

Peristiwa itu terekam video. Entah bagaimana asal muasalnya, peristiwa kematian itu diberi narasi bahwa Izzah meninggal karena virus corona. Video itu secara sangat cepat viral.

“Corona virus sudah merebak di Malaysia tapi tak tahu video ini kejadian di mana karena dapat dari teman,” postingan sebuah akun Twitter sambil share video Izzah terjatuh.

Namanya info di medsos itu seperti air dari kran kecil yang mengalir di sebuah saluran. Di tengah saluran ketambahan air got, air limbah, air hujan, kadang juga kencing kuda sehingga semakin hilir semakin besar, semakin keruh dan bau.

Betapa terpukul keluarga Izzah. Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga ditambah dipopok bletokan. Betapa tidak, sudah berduka cita kehilangan Izzah, masih ditambah hoax bahwa Izzah terjangkit virus corona. Bisa-bisa orang jadi takut mengurus jenazah Izzah. Bisa-bisa gilirannya keluarganya dicurigai sebagai sumber corona yang harus diisolasi.

Untuk itu keluarga Izzah membantah isu itu melalui unggahan di media sosial. “Allahu akbar.. Terima kasih sahabat-sahabat yang prihatin wasap dan bertanya kabar kerana dengan video viral ini. Masya Allah anak saudara saya ini tiba-tiba jatuh ketika sedang membeli barang di tempat kerja beliau. Bukan kerana virus corona. Hati-hati menyebarkan apa yang anda tidak tahu pasti.”

Unggahan keluarga Izzah ini menggugah simpati dan empati nitizen. Ucapan duka cita membanjir. “Alfatihah – baca.. semoga arwah senantiasa dicuuri rahmat.” Ada lagi yang menulis “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun… Salam takziah ye.”

Yang memposting pertama kali dan menviralkan, barangkali, tidak pernah berpikir bahwa konten itu akan menghujamkan pukulan yang menyakitkan kepada keluarga Izzah. Akan membuat geger Malaysia. Tidak sadar bahwa sudah menyebarkan hoax (kebohongan).

Pola komunikasi dalam kasus Izzah demikianlah sudah diperingatkan oleh Allah di Al Quran surah Al Hujurat ayat 6.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Produsen dan penyebar hoax (kebohongan), fake news (berita palsu) termasuk fasik (pendosa besar). “Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”(QS An Nur 11).

MENDULUI ALLAH

Kalimat “Hati-hati menyebarkan apa yang anda tidak tahu pasti” pada twitter keluarga Izzah ini sangat penting dicermati. Pada kasus virus corona ini tidak sedikit postingan yang bernada “tahu pasti”. Bahkan seolah seperti Tuhan.

Di antara postingan adalah konten yang intinya bahwa virus corona ini merupakan azab dari Allah sebagai balasan atas penindasan dan penyiksaan rejim RRC atas kaum muslim Uighur. Virus ini diserupakan dengan burung ababil yang menghancurkan Raja Abrahah beserta pasukannya yang hendak merebut Kabah pada tahun pertama kelahiran Rasulullah.

Pengunggah maupun penyebarnya bisa jadi tidak sempat berpikir, seandainya dirinya atau keluarga yang terjangkit virus tersebut dibilang sebagai azab Allah. Hati manusia memang cenderung mengeras sehingga tidak memiliki tenggang rasa. Tidak bisa menjaga hati orang lain. Gumpalan hati seolah telah berubah menjadi batu kali.

Postingan demikian viral keras dan dijadikan kebenaran. Padahal konten ini sangat merusak akidah. Betapa tidak. Virus corona ini pasti dari Allah. Tapi apa maksud dan tujuan Allah, itu hanya Allah yang tahu. Itu domain Allah.

Untuk itu, konten yang memastikan virus corona itu azab Allah sebagai balasan atas tindakan rejim RRC yang menindas dan menyiksa kaum muslim Uighur adalah melampaui domain Allah. Hal itu sangat dilarang.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Hujurat 1).

ABU LAHAB

Allah memberi penyakit dan sakit memang bisa sebagai azab. Contohnya adalah penyakit borok di sekujur badannya yang ditimpakan kepada Abu Lahab.

Bisa juga dalam rangka untuk mengurangi dosa hamba-Nya. (HR Muslim. Bisa pula sebagai ujian dalam rangka Allah hendak memberi anugerah yang besar. Contohnya, penyakit yang diberikan kepada Nabi Ayub.

Bisa pula dalam rangka Allah menyadarkan suatu masyarakat. Seperti penyakit lepra yang ditimpakan kepada masyarakat Israel agar Nabi Isa mengobati mereka dengan mukjizatnya. Sehingga, mereka meyakini kerasulan Isa.

Siapa tahu virus corona ini dalam rangka menyadarkan pemimpin dan masyarakat RRC untuk bertaubat dan memeluk Islam.

Sekali lagi tidak ada satu pun manusia yang bisa memastikan maksud dan tujuan Allah memberi virus corona. Paling-paling kita hanya memikirkan kemungkinnnya. Ini kemungkinan azab, ujian, atau peringatan dari Allah.

Partisipasi dengan Doa

Adapun kemungkinan yang paling kecil risikonya adalah bahwa pandangan bahwa virus ini musibah dari Allah. Dasarnya, hidup dan mati itu ujian untuk mengetahui siapa terbaik perbuatannya (QS Al Mulk 2).

Untuk itu, sikap kita adalah mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya pula kami kembali). (QS Al Baqarah 156). Sikap terbaik sebagai implementasi iman dan amal saleh adalah mendoakan mereka agar Allah, Tuhannya semua manusia memberi pertolongan, kesabaran, kesembuhan. Virusnya bisa diatasi. Diberikan rahmat kepada seluruh rakyat RRC. Insya Allah sikap demikian sebagai wujud Islam rahmatan lil alamin. Islam memberi damai dan bahagia untuk seluruh alam.

Tirulah Nabi Ibrahim ketika berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini yang aman dan berkah dan berikanlah buah-buahan kepada penduduknya. ” (QS Al Baqarah 126). Ibrahim berdoa untuk semua manusia tanpa pandang bangsa, agama, etnik, kelas sosial, bahasa dll.

Partisipasi dengan doa demikian pula gerakan balik ke dalam batin. Yaitu menumbuhkan simpati dan empati sebagai sesama keturunan Adam (QS Al Hujurat 13). Memuliakan manusia. “Dan sungguh Kami muliakan anak cucu Adam.”(QS Al Isra 70). Mengasah bashirah, mata batin kita.

Dan, yang pasti doa itu manfaatnya untuk yang kita doakan dan pahalanya untuk kita. Allahu a’lam.

Anwar Hudijono, wartawan senior.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry