Tim Dokter Muda Stase Psikiatri, Fakultas Kedokteran (FK)

PERNAHKAH melupakan nomor telepon orang tua, teman dekat atau rekan kerja yang bahkan hampir tiap hari anda hubungi ? Atau mungkin lebih mudahnya, berapa banyak nomor telepon yang Anda hafal saat ini?

Atau mungkin pernahkah Anda pergi ke suatu tempat dengan bantuan Google Maps dan kemudian hari berikutnya ketika Anda ingin pergi ke sana lagi Anda masih membutuhkan bantuan Google Maps?.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Atau seberapa sering Anda perlu melihat smartphone untuk mengingat sebuah informasi entah di galeri smartphone atau di mesin cerdas Google ? Jika jawaban Anda iya dan sangat sering, mungkin Anda mulai mengalami digital amnesia syndrome dan Google effect.

Apakah sudah pernah mendengar digital amnesia syndrome dan Google effect ?

Lodha, 2019 mendefinisikan digital amnesia sebagai kecenderungan untuk melupakan informasi yang telah disimpan di perangkat digital, sedangkan ‘Google Effect’ yang digambarkan sebagai kecenderungan untuk melupakan informasi yang dapat dengan mudah ditemukan secara online (melalui mesin pencari seperti ‘Google’).

Kedua hal tersebut terjadi karena kemajuan era digital yang tidak bisa lagi dibendung oleh kita. Berbagai informasi bisa kita dapatkan dengan mudah, termasuk menyimpannya dengan mudah di perangkat digital yang kita miliki. Membuat kita cenderung lebih banyak justru mengingat di mana kita menyimpan informasinya dibandingkan apa isi informasi yang kita simpan.

Tentu saja fenomena ini dianggap normal bagi kebanyakan dari kita, namun bagaimana jika hal ini justru akan membuat kemampuan memori otak kita menyimpan informasi justru menurun, membuat kita menjadi pemikir yang dangkal dan lebih banyak menggantungkan diri pada penyimpanan perangkat digital kita dibanding kemampuan memori otak kita.

Bagaimana pengaruhnya dalam pembelajaran ?

Nyatanya menurut Swaminathan., 2020, teknologi tidak selalu membantu pembelajaran, terkadang dapat menghambatnya. Masuknya teknologi dalam pendidikan harus dilakukan dengan hati-hati. Mahasiwa juga harus dapat mengatur dirinya sendiri dalam penggunaan teknologi.

Cara mencegah digital amnesia syndrome dan Google effect.  adalah dengan mulai mencoba mengingat 1-2 informasi tiap harinya, juga tidak langsung mencari informasi yang kita di smartphone ataupun Google namun dengan berusaha mengingatnya terlebih dahulu.

Dengan demikian memori otak kita akan terlatih dan menciptakan memori jangka panjang. Selain itu juga dengan tidak membiasakan diri kita untuk menggunakan internet untuk membunuh waktu luang, seperti mungkin berselancar di media sosial, dan lebih banyak berinteraksi sosial dengan orang lain.

Dengan demikian, kita tidak lebih sering bergantung pada internet dan lebih banyak menciptakan hubungan yang solid dengan orang disekitar kita, sehingga kita juga akan lebih banyak mengingat informasi bukan dari apa yang kita lihat di internet atau memori smartphone kita. Pengalaman yang kita dapatkan dari berinteraksi dengan individu lain akan memberi jejak di memori otak kita.

Tentu saja tidak mudah, di era digital ini semua hal terlihat lebih mudah jika kita mengandalkan internet. Seolah kita lebih banyak membutuhkan internet dibandingkan sumber-sumber lainnya. Tapi tidak ada yang mustahil selama kita mencoba.

Mulai dari hal kecil seperti mengingat nomor telepon penting di smartphone kita, mengingat jalan yang kita lalui melalui Google Maps, mengingat nama resto yang sering kita lewati diperjalanan, dan hal kecil lainnya. Sehingga meninggalkan jejak memori di otak kita dan menghindarkan kita dari digital amnesia syndrome dan Google effect. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry