SURABAYA | duta.co – Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad mengapresiasi arah pembangunan Jatim yang bersumber pada kekuatan manusia (human resources) yang ditunjuang high-tech. Hal ini dinilai selangkah lebih maju dari sisi penguatan competitiveness-nya.

“Bukan pada kekuatan teknologi saja, tetapi semuanya bersumber pada kekuatan kita sebagai manusia
“Ini kan sebenarnya gabungan, yang menurut saya Jatim ini sudah selangkah lebih maju, menggabungkan suatu prinsip-prinsip pembangunan internasional yang bersifat mundial, mendunia, yang bertumpuh pada kemajuan teknologi tetapi pelaku utamanya tetap manusia,” katanya dalam Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal (Ranwal) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pemprov Jatim 2024 di Marcure Surabaya Grand Mirama, Selasa (21/2/2023).

Yang terjadi selama ini, lanjut Sadad, sering salah arah karena pembangunan melupakan sisi humanisme. Padahal, pelaku utama dari semua kemajuan peradaban tetap manusia, bukan mesin.

“Ini memberikan mainstreaming pada humanitas, pada sisi manusia. Menurut saya adalah satu hal yang harus kita pertahankan, kita jaga dengan tidak melupakan kekuatan kita,” ucap legislator yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jatim tersebut.

Sedangkan terkait perencanaan pembangunan daerah, menurut Sadad, memang tidak bisa hanya dari satu sisi infrastuktur pemerintahan, tetapi harus melibatkan banyak elemen.

Sebab, proses perencanaan yang melalui sistem aparatur pemerintah, mulai Bappeda di daerah yang dirangkum melalui bermacam bentuk Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dari tingkat desa, kabupaten sampai provinsi, sering kali menyisakan suatu ruang kosong.

“Ini yang harus diisi oleh sistem perencanaan yang lain, yang lebih tidak birokratis dan itu dilakukan teman-teman DPRD baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun DPR RI,” katanya.

Tegasnya, tandas Sadad yang dijuluki Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Dr Moh Syaeful Bahar sebagai “Politikus Cita Rasa Ilmuwan”, perencanaan pembangunan daerah berangkat dari double track. Trek pertama, proses perencanaan yang berangkat dari bawah melalui sistem mekanisme infrastruktur pemerintahan.

Trek kedua, proses perencanaan yang berangkat langsung dari rakyat, hasil dari pertemuan antara anggota DPRD sebagai wakil rakyat dengan rakyat yang mereka wakili.

“Inilah yang membuat proses perencanaan kita ini, ya kita harapkan dan selama ini sudah berjalan baik. Kalau kemarin-kemarin mungkin ada bolongnya, itu terkait administratif saja,” kata Sadad.

“Hanya soal timing waktu, soal penyesuaian kita dengan sistem yang namanya SIPD (Sistem Informasi Pemerintahan Daerah). Saya kira itu hal-hal yang sifatnya tidak substantif, lebih ke arah teknis administratif, sehingga kalau ada yang telat-telat sedikit ya mohon dimaklumi,” imbuhnya.

Selebihnya, Sadad menyebut pembahasan Ranwal RKPD Jatim 2024 sudah sesuai dengan kebutuhan dan bersumber dari potensi modal politik, modal sosial, dan seluruh resources yang ada.

“Saya berharap ke depan, karena ini masih Ranwal, tentu dalam pertemuan-pertemuan baik dengan akademisi terutama dari kampus, supaya warna RKPD kita ini lebih scientific. Lebih adaptatif terhadap perkembangan zaman, perlu sentuhan dari kaum intelektual,” katanya.

“Ketika dokumen ini sudah siap dibahas di dalam Musrenbang provinsi, nanti akan menjadi satu dokumen yang benar-benar mencerminkan seluruh harapan dan keinginan dari rakyat Jatim,” tuntas Sadad

Forum dihadiri Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono; Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim, Mohammad Yasin; Kasubdit Perencanaan dan Evaluasi Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Bob Ronald; serta para Kepala Bappeda di Bakorwil III Jatim, akademisi, BUMD, LSM, hingga organisasi kepemudaan di Jatim. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry