JEMBATAN AMBROL: Jembatan PG. Mrican ambrol pada Selasa malam, menambah deretan jembatan yang ambruk di Kabupaten Kediri. (duta.co/NANANG)

KEDIRI|duta.co – Dalam bahasa komunikasi arti angka 33, diartikan musibah fisik atau kecelakaan kerugian materi. Begitu keramatnya, dalam tempo tiga hari dan di bulan tiga, tiga jembatan berada di Wilayah Kabupaten Kediri ambrol dikarenakan faktor kekuatan fisik. Seperti kejadian di Jembatan PG. Mrican berada di Jl. Raya Jabon Kecamatan Banyakan, pada Rabu (1/3/2017).

Sebelumnya Jembatan Jl. Raya Desa Kraton Kecamatan Mojo dan yang terparah Jembatan di Jl. Raya Kediri berada di Desa Ngadi Kecamatan Mojo, lumpuh total.

Bencana alam terjadi di Kediri seolah beruntun, setelah sebelumnya puluhan truk pasir digulung lahar dingin Gunung Kelud, disusul robohnya Jembatan Ngadi, selang beberapa jam kemudian Jembatan Kraton dan puncaknya pada Rabu malam, jembatan berada di kawasan PG. Mrican hanya menyisakan 10 persen fisik bangungan sementara sisanya terhanyut di atas Sungai Brantas.

Pihak Pemerintah Kabupaten dan Kota Kediri pun saling membahu melakukan evakuasi dengan menjauhkan penduduk dari lokasi musibah. Puluhan Satpol PP dibantu TNI dan Polri diturunkan untuk melakukan pengamanan. Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar didampingi BPBD dan Satgas Tagana Kota Kediri langsung meninjau kawasan Sungai Brantas di bawah Jembatan Brawijaya.

“Setelah mendapat laporan, Pak Wali bergegas mendatangi Bantaran Sungai Brantas. Baik Jembatan Lama ataupun Jembatan Brawijaya, beliau lihat langsung kondisinya,” jelas Syamsul Bahri, Kepala BPBD Kota Kediri.

Menginggat usia Jembatan Lama dan Jembatan PG. Mrican dibangun pada di masa penjajahan Belanda, Mas Abu, sebutan Walikota Kediri berharap keberadaan jembatan di Kota Kediri untuk dilakukan pengawasan dan perbaikan. (nng)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry