Prof Dr Rochmat Wahab dan surat PBNU perihal perubahan jadwal Muktamar ke-34 NU. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Muktamar ke-34 NU ini, seakan hanya untuk memilih Rais Aam dan Ketum PBNU. Padahal, banyak agenda penting yang harus dituntaskan dalam muktamar mendatang.

“Bayangkan, kalau (surat PBNU) itu benar, berarti Muktamar ke-34 NU hanya berlangsung 2 hari. Lalu, bagaimana bisa menghasilkan keputusan yang berkualitas?” tanya Ketua Komite Khitthah Nahdlatul Ulama 1926 (KKNU-26), Prof Dr Rochmat Wahab, kepada duta.co, Kamis (16/12/21).

Menurut Prof Rochmat, kalau benar isi surat PBNU bernomor 4288/A.I.01/12/2021, perihal Pemberitahuan Perubahan Waktu Pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU dari tanggal 23 s/d 25 menjadi 22 s/d 23 Desember 2021, maka, hal ini dinilai sangat aneh. Apalagi pemerintah dengan tegas sudah membatalkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Jadwal muktamar itu, jelasnya, merupakan keputusan Munas dan Konbes. “Kok bisa dianulir, diubah PBNU. Apalagi polemik jadwal Muktamar ke-34 NU (lantaran PPKM) sudah berakhir setelah kembali ke jadwal semula tanggal 23-25 Desember sesuai dengan Rekomendasi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama. Dan ini merupakan forum musyawarah tertinggi kedua di organisasi NU yang telah berlangsung di Hotel Grand Sahid, Jakarta pada 24-26 September 2021,” tegasnya.

Setelah berlakunya jadwal asli Muktamar ke-34 NU tahun 2021, tambahnya, tiba-tiba digoyang lagi dengan munculnya rundown baru penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU tahun 2021, pada tanggal 22-24 Desember 2021. “Perubahan ini tanpa ada penjelasan resmi tentang alasannya. Hanya terdengar rumor bahwa PBNU menghargai tanggal 25 Desember yang bertepatan dengan Hari Natal. Ini juga aneh?,” jelas mantan Ketua PWNU DIY Periode 2011 s/d 2016 ini.

Menurut hemat kami, tambahnya, alasan yang muncul itu sangat klise, karena muncul sekarang. Mengapa tidak terjadi pada saat Munas dan Konbes? Juga setelah pencabutan kebijakan pemerintah terkait dengan NATARU. “Kalau untuk menghormati Hari Natal, apakah dengan bermuktamar, kita tidak menghormati Natal? Sulit kita pahami.”

Sulit Kita Pahami

Jadi? “Maju atau mundur satu hari, jelas tidak sesuai dengan keputusan Mubes dan Munas, maka PBNU melakukan preseden kurang baik (buruk). Bisa merugikan pihak-pihak tertentu akibat perubahan jadwal yang tidak seharusnya terjadi,” jelasnya.

Muktamar yang merupakan forum tertinggi suatu organisasi besar, lanjutnya, seharusnya memberikan contoh yang baik dalam mengelola event strategis, karena hasilnya juga bisa berdampak pada hal-hal strategis. “Jika kegiatan yang sangat strategis kita kelola dengan kurang disiplin, jelas akan berdampak kurang positif, baik bagi institusi maupun lainnya,” terangnya.

Dalam suratnya, tertanggal 15 Desember 2021 itu,  PBNU menyertakan pertimbangan rekomendasi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Ya! Sulit kita pahami reasoningnya. Apalagi kalau benar Muktamar ke-34 NU ini hanya berlangsung 2 hari, apa yang bisa mereka kerjakan? Selain cuma ribut soal kandidat,” pungkasnya dengan heran. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry