Gus Yasien (kanan) dan Cak Anam dalam sebuah pertemuan.

SURABAYA | duta.co – Aktivis Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah (PPKN), H Tjetjep Mohammad Yasien, SH, MH mengaku heran dengan sikap Presiden Jokowi yang diam menyaksikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) untuk merebut Partai Demokrat.

“Kalau dibiarkan, ini sangat berbahaya. Taruhan masa depan demokrasi kita. Jangan sampai orang berkuasa seenaknya merebut hak orang lain, terlebih Parpol yang telah mendapat keabsahan pemerintah,” tegas H Tjetjep Mohammad Yasien kepada duta.co, Kamis (8/6/23).

Gus Yasien, panggilan akrabnya, menilai Moeldoko tidak memiliki hak, tidak memiliki legal standing untuk menggugat kepemilikan Partai Demokrat. “Dia bukan anggota. Orang lain, orang luar. Jangan sampai yang begini ini, dibiarkan. Jangan sampai ada kesan Kepala Staf Kepresidenan berbuat seenaknya. Lalu, presidennya diam, alasannya hak sebagai warga negara. Ini bisa ditertawai rakyat,” tegasnya.

Sementara, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuding penguasa saat ini sedang berusaha menghabisi partainya melalui instrumen hukum. Salah satunya, kata AHY, adalah usaha perampasan Partai Demokrat oleh Kepala Staf Kepresidenan.

Menurut AHY langkah Moeldoko yang mengajukan Peninjauan Kembali alias PK ke Mahkamah Agung (MA) atau gugatan ke Partai Demokrat, termasuk abuse of power untuk menghabisi lawan politik.

“Melalui PK KSP Moeldoko ini, maka sama saja sesungguhnya penguasa politik telah menggunakan instrumen hukum untuk menghabisi lawan-lawannya. Ini tidak sehat, ini berbahaya, dan ini akan mengusik rasa ketidakadilan kita semuanya,” kata AHY di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Juni 2023.

AHY menyebut selama 2 tahun kepemimpinannya, Demokrat telah menghadapi gugatan yang diajukan oleh Moeldoko sebanyak 16 kali dan semuanya berhasil dimenangkan. Namun, kini Moeldoko kembali mengajukan gugatan karena mengaku memiliki novum baru.

Sehingga, menurut AHY, jika sampai gugatan Moeldoko itu dikabulkan, sangat tidak masuk akal karena pernah ditolak hingga belasan kali.  “Seharusnya tidak ada celah sedikit pun bagi kemenangan PK KSP Moeldoko tersebut,” ujar AHY.

Jadi? “Kalau Presiden Jokowi diam, maka, wajar DPR sebagai wakil rakyat menjalankan fungsinya mempertanyakan dan memperingatkan kepada Presiden atas segala manuver keculasan politik yang dilakukan Muldoko terhadap Demokrat,” komentar Gus Yasien.

Menurut Gus Yasien, sejujurnya ini yang membuat dia terpanggil sebagai rakyat yang melek kondisi untuk bergabung ke Partai Demokrat. “Sebagai rakyat, sungguh merasa terganggu dan sangat tidak nyaman. Kami tidak akan diam mendengar dan melihat segala manuver keculasan Moeldoko,” pungkas Gus Yasien. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry