Tampak Wagub Jatim Emil Dardak saat menjelaskan peluang besar bagi pengusaha NU di Jawa Timur. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – ‘Business Gathering’ yang digelar Himpunan Pengusah Nahdliyin (HPN) Jawa Timur, Rabu (11/9/2019) di Hotel Mojopahit, Surabaya semakin membuka kesadaran bersama, pentingnya kolaborasi pengusaha NU dalam menghadapi persaingan bisnis yang kian ‘kejam’.

Mengambil tajuk ‘Pengusaha NU di Era Disrupsi dan Perang Dagang’, ratusan pengusaha NU dari berbagai usaha, menumpahkan seluruh masalah yang selama ini membelitnya.

Hadir dalam acara tersebut Pembina HPN Pusat KH As’ad Said Ali, Ketua Umum DPP HPN Ir Abdul Kholik MM Wagub Jawa Timur, Emil Dardak serta Wakil Ketua PWNU Jatim Drs Misbahul Munir.

KH As’ad Said Ali, mantan Wakil Ketua Umum PBNU, menegaskan, bahwa, HPN ini harus ada. Spirit (kemandirian ekonomi) di lingkungan kiai, sesungguhnya sudah bergerak sebelum NU lahir. Kalau sekarang ada HPN, ini sejalan dengan semangat para kiai.

“Kita pernah punya Nahdlatut Tujar. Gerakannya, syirkah muawwanah. Tajir, usaha orang kaya. Nahdlatut Tujar lahir di Surabaya. Karena itu, menurut saya, HPN harus ada,” demikian disampaikan KH As’ad Said Ali.

Kiai As’ad juga mengurai kondisi ekonomi mutakhir, di mana pelaku bisnis dituntut semakin jeli. Belum lagi efek dari ‘pertikaian’ raksasa ekonomi seperti perang dagang AS dan China. Maka, dengan HPN pengusaha-pengusaha NU bisa melakukan kolaborasi menghadapi semua itu.

“Di sisi lain, HPN bisa ikut mempercepat program pemerintah, misal program ekonomi keummatan yang digagas Kiai Ma’ruf Amin (Wapres terpilih). Saya melihat visi beliau sangat bagus, beliau juga bilang ekonomi umat berangkat dari sejarah Nahdlatut Tujar,” tegasnya.

Hal yang sama disampaikan Ketua Umum DPP HPN, Ir Abdul Kholik MM. Ia yakin bahwa pengusaha NU yang tergabung dalam HPN akan lebih jeli dan kuat dalam menghadapi persaingan bisnis.

Di HPN, jelasnya, tidak sekedar korporasi (perkumpulan), tetapi berkolaborasi, saling melengkapi dan kerjasama antarpengusaha NU. “Jadi manfaat menjadi anggota HPN itu sangat besar,” tegasnya.

Menurut pengusaha di bidang manufaktur, perangkat pembangkit listrik tenaga surya ini, HPN sekarang memiliki sedikitnya 70 ribu pengusaha. Mereka terbagi dalam 12 bidang usaha. Ia mewanti-wanti kepada pengusaha NU terhadap persaingan bisnis yang kian ekstrem.

“Iklim bisnis sekarang beda jauh dengan dulu. Istilahnya sekarang mengalami disrubsi (keguncangan). Kalau dulu pengusaha besar dan kuat bisa makan yang kecil, tetapi, sekarang, meski kecil bisa melibas yang besar, karena punya kecepatan,” tegasnya.

Karena itu, anggota HPN harus terus dipacu agar menjadi pengusaha yang maju, kreatif, enovatif, mampu melakukan sinergitas dan memiliki kecepatan menangkap peluang.

“Kita akan manfaatkan teknologi digital demi membangun kolaborasi yang handal,” tegasnya.

Pentingnya pendataan dalam Direktori Usaha Nusantara (DUN) bagi anggota HPN. (FT/MKY)

Dalam acara Business Gathering tersebut, DPP HPN juga mengajak sejumlah pengurusnya. Ini terkait dengan upaya mendata pengusaha-pengusaha NU, khususnya daerah Jawa Timur. Ada Ketua I DPP HPN, Reza Fahlipi Bakhtiar dan Ketua V DPP HPN, Yasinta Wirdaningrum. Keduanya menjelaskan tentang pentingnya pendataan dalam Direktori Usaha Nusantara (DUN) bagi anggota HPN.

“Jadikan HPN ini sebagai sarana, artikulasi pengusaha nahdliyin. Kita akan hadir di setiap kabupaten. HPN akan terus mendata, menghimpun, serta mengembangkan kualitas dan kapasitas jaringan pengusaha nahdliyin,” demikian Reza.

Hal yang sama disampaikan Yasinta Wirdaningrum. Menurutnya, sampai detik ini, HPN sudah berdiri di 20 provinsi dan dua cabang di luar negeri. Bulan ini, HPN akan menyasar seluruh kabupaten di Jawa Timur. “Kemarin kita selesaikan seluruh kabupaten di Jawa Barat. Bulan ini dan bulan depan, giliran Jawa Timur,”  jelasnya.

Nah, anda pengusaha NU di Jawa Timur? Segera gabung dengan HPN, agar bertambah nyali dalam menghadapi perang dagang yang kian ‘kejam’. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry