GARDA TERDEPAN : Alumni Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Rifqotul Muarrifah SST  dengan pakaian ‘perangnya’ menjadi salah satu analis kesehatan atau Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) di Wisma Atlet. DUTA/dok

SURABAYA l duta.co – Salah satu garda terdepan penanganan dan penanggulangan Corona Virus Disease (Covid-19) ini adalah analis kesehatan. Profesi ini sering kali ditutupi karena mereka pekerjaan mereka yang tidak terlihat.

Namun, perannya sangat penting, karena merekalah yang mengambil tes dari tenggorokan dan hidung pasien sebelum dinyatakan positif atau negatif Covid-19.  Mereka juga rentan tertular sama seperti dokter dan tim medis lainnya.

Namun, saat inilah, waktu yang pas bagi profesi ini untuk membuktikan diri bahwa peran mereka sangat besar. Dan salah satu alumni Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Rifqotul Muarrifah S.ST membuktikannya.

Rifqotul, lulusan Analis Kesehatan 2019 ini menjadi salah satu relawan Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta sejak tempat itu dijadikan pusat isolasi bagi pasien terinfeksi virus ini. Bukan hal mudah, namun Rifqotul sudah menancapkan hatinya untuk menjadi relawan sejak kasus ini mencuat pertama kalinya di Wuhan China.

“Saat itu saya sudah bertekat, saya harus menjadi relawan, entah bagaimana caranya. Ya ini salah satu bentuk dedikasi saya untuk bangsa dan negara,” ujarnya ketika dihubungi melalui pesan whatsapp Senin (6/4/2020).

Karenanya, ketika pemerintah membuka kesempatan untuk relawan analis kesehatan yang akan ditempatkan di Wisma Atlet, Rifqotul dan dua temannya mendaftarkan diri. Serangkaian tes dan seleksi dijalaninya. Hingga akhirnya dia lolos, sementara dua temannya terkendala proses administrasi.

“Terus terang keluarga ada yang  tidak mendukung. Mereka khawatir. Hanya kedua orang tua saya yang mendukung. Karena inilah saatnya saya membantu sesama dengan kemampuan yang saya miliki. Dan atas restu beliau berdua, saya berangkat,” tukasnya.

Rifqotul tidak memungkiri bahwa ada rasa kekhawatiran. Apalagi sudah banyak korban para medis yang meninggal. Namun, dia percaya jika para medis menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan yang standar yang ditetapkan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Selama bertugas di Wisma Atlet, Rifqotul  mengaku asupan gizi terpenuhi dengan baik, bahkan berlimpah.  “Warga Jakarta berbondong-bondong memberikan asupan gizi kepada petugas medis yang saat ini sedang menangani virus corona,” ucapnya.

Kini, Rifqotul menjalani profesinya ini dengan sebaik-baiknya. Dia melakukan apa yang harus dikerjakannya dengan baik sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan. “Saya menikmatinya. Semoga ini menjadi sesuatu buat saya, tanpa memikirkan apapun,” ungkapnya. end/ril/sar

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry