Pengusaha Alim Markus bersama Wakil Rektor 1 Unusa, Prof Kacung Marijan saat kuliah umum tentang entrepreneurship di Auditorium lantai 9 kampus B Jemursari, Rabu (9/10). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co  – Kisah sukses pengusaha Surabaya Alim Markus diungkap di hadapan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Rabu (9/10).

Di Auditorium Kampus B Jemursari, pemilik perusahaan raksasa Maspion Group ini juga mengajak anak-anak muda bisa sukses.

Dikatakan sulung lima bersaudara itu, kunci utama dalam berbisnis adalah kejujuran. “Kalau sudah janji, maka tepatilah. Jangan berjanji kalau tidak bisa menepati. Karena janji itu adalah kepercayaan,” ujarnya.

Alim Markus sukses dengan 30 ribu karyawan bukan semudah membalikkan telapak tangan. Diakuinya semua dicapai karena kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh. Apalagi, Alim bukan berasal dari keluarga kaya raya.

Orang tuanya adalah warga keturunan biasa yang hidupnya pas-pasan.  Bahkan, Alim tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena harus meneruskan usaha sang ayah untuk menghidupi keluarganya.

“Kata ayah saya, kamu anak barep (pertama,red) jangan kemana-mana, bantu keluarga. Kalau sampai usaha ini hancur, malu sama musuh-musuh bisnis papa. Ya akhirnya terpaksa ikut terjun dan terlibat,” jelasnya.

Diakui Alim, usaha dari bawah terus dirintisnya. Dia memulai kembali usaha akibat kebakaran yang melanda tempat usaha sebelumnya.

Di kawasan Pecindilan, Alim Markus kembali memulai usaha itu. Bahkan, dia sampai lupa waktu. Bekerja hampir 14 jam per hari.

“Dari mulai ayam berkokok, sampai setan-setan mulai berkeliaran. Artinya saya memang harus bekerja keras,” tuturnya tertawa.

Karenanya, kata Alim Markus, ketika pengusaha dengan modal pas-pasan, jangan berkecil hati. Semua harus siap melangkah tanpa ada ragu sedikit pun.

“Tapi setelah sukses jangan lupa belajar. Karena belajar juga penting untuk menjalankan bisnis,” tukas Alim Markus yang juga belajar di Singapura hingga Beijing China.

Dikatakan Alim, yang utama adalah bermimpi. Semua orang harus memiliki mimpi yang sangat tinggi.

Jangan sekali-kali menghapus mimpi tersebut, karena nantinya yang terjadi adalah keputusasaan. “Tapi mimpi harus diimbangi dengan usaha. Kalau hanya bermimpi saja ya percuma,” tandasnya.

Wakil Rektor 1 Unusa, Prof Kacung Marijan mengatakan banyak pelajaran yang bisa diambil dari seorang Alim Markus.

Bagaimana pengusaha yang berasal dari keluarga pas-pasan bisa menjadi pengusaha yang luar biasa.

“Banyak yang bisa dipetik untuk dijadikan pelajaran. Beliau itu sukses bukan dengan mudah diraih tapi dari hasil kerja keras. Beliau tanggung jawab untuk membesarkan usaha ayahnya karenanya,” tandas Kadung.

Unusa menggelar acara bertajuk Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship di Era Revolusi Industri 4.0’ ini, agar para mahasiswa bisa mengikuti jejak Alim Markus untuk menjadi pengusaha yang sukses, dalam bidang apapun. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry