SURABAYA | duta.co – Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya) berhasil memborong juara satu dan juara dua dalam rangka kompetisi Accounting Festival 2019 yang mengusung tema “The Month of Accounting Race and Show”. Kompetisi tahunan ini digelar pada 6-8 September 2019 di UPN, Surabaya. Tim juara pertama diraih oleh Angela Soewondo, Flouren, dan Sally Kurniawan. Sedangkan juara kedua diraih oleh Angelina Gresela, Daniel Wiranata, dan Shannon Aurelia.

Ubaya berhasil mengalahkan 25 tim dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di tingkat nasional. Babak pre-eliminary dilakukan dengan mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 70 butir secara online dan berkelompok. Setelah berhasil lolos pada babak ini, tim Ubaya masuk menjadi 10 tim terbaik untuk maju ke babak semifinal dengan mengerjakan soal pilihan ganda dan essay secara berkelompok.

“Ada satu sesi yang menantang serta menjadi pengalaman baru yaitu mengirimkan satu perwakilan tim untuk menjawab 10 soal pertanyaan secara individu. Aturannya anggota tim dapat menggantikan perwakilan setiap dua soal yang telah dijawab, tapi kita memilih pemain tetap sampai akhir oleh satu orang yang sama. Syukurlah bisa menjawab dengan baik dan lolos ke final,” papar Angela Soewondo, mahasiswa Program Studi Akuntansi FBE Ubaya semester tujuh.

Permata Ayu Widyasari, SA, MBA. Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Program Studi Akuntansi FBE Ubaya menjelaskan bahwa tim Ubaya telah mengikuti berbagai kompetisi Akuntansi baik skala regional maupun nasional. Hal ini bertujuan untuk melatih percaya diri, mengasah kemampuan berpikir dalam menyelesaikan studi kasus, sekaligus menambah wawasan di bidang Akuntansi.

“Banyak manfaat dan keuntungan mengikuti berbagai kompetisi akuntansi. Bekal yang diberikan kepada mahasiswa tidak hanya berupa latihan soal mata kuliah akuntansi keuangan, audit, dan perpajakan. Namun juga memberikan motivasi dan dukungan agar tumbuh rasa percaya diri dan tidak mudah patah semangat,” ungkapnya.

Persiapan kompetisi dilakukan oleh tim Ubaya hanya dalam kurun waktu dua hari dengan mengerjakan soal-soal latihan dan mempersiapkan empat mosi atau topik yang akan dibahas pada babak final dalam kompetisi debat bersama dosen pembimbing. Pada babak final, tim juara pertama Ubaya mendapat mosi atau topik mengenai “Big Data dan Artificial Intelligent dapat menggantikan Tenaga Akuntan”. Sedangkan mosi atau topik terkait “Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) Membuat Manajemen Tidak Dapat Memaksimalkan Laba dan Dapat Merugikan Pemegang Saham” diperoleh tim juara kedua Ubaya.

Kompetisi debat kali ini menggunakan Australian Debate System dengan membagi tim pro dan tim kontra dalam beradu argumen sesuai topik yang didapat. Setiap mosi atau topik akan ditanggapi secara bergantian dari masing-masing tim dimulai dari tim pro.  Kemudian closing statement akan dibuka oleh tim kontra dan ditutp oleh tim pro. Namun hanya orang pertama dan kedua yang diperbolehkan untuk memberikan closing statement. Berdasarkan total akumulasi poin, tim Ubaya berhasil menjadi juara satu dan juara dua dalam kompetisi dengan membawa pulang piala, sertifikat, dan sejumlah uang. Juara ketiga dalam kompetisi diraih oleh Unesa dan juara keempat diraih oleh Unair.

Flouren menjelaskan bahwa indikator penilaian juri tidak hanya pada isi argumen yang dibangun. Namun berkaitan dengan kemampuan penggunaan bahasa dan komunikasi yang baik. “Jadi intinya kita harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam menjelaskan dan membangun argumen yang tepat dan runtut sehingga dapat menarik perhatian juri dan paham apa yang kita maksud. Perbanyak latihan soal dan jangan mudah menyerah dalam sebuah kompetisi,” pesan gadis asli Surabaya ini. wik

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry