David Efendi, S.E., M.SI., Ak, Dosen Tetap STIESIA Surabaya (duta.co/dok)

Clayton M. Christensen  mempopulerkan istilah disruption (disrupsi) dalam bukunya yang berjudul “the innovator’s dilema” (1997). Christensen menyatakan bahwa  Disrupsi merupakan konsep mengenai respon kompetitif, bukan teori pertumbuhan tapi mendekati pertumbuhan, tapi bukan mengenai pertumbuhan. Disrupsi membuat perubahan besar dalam tatanan yang ada di dunia. Disrupsi telah mengguncang banyak bidang, diantaranya:politik, ekonomi, media dan juga dunia pendidikan. Disrupsi berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan pemain yang baru. Disrupstion menggantikan teknologi lama dengan teknologi digital.Disrupsi menggantikan “pasar lama”, industri dan teknologi, serta menghasilkan suatu kepembaharuan yang lebih efisien dan menyeluruh dan disrupsi bersifat deskruftif dan kreatif.

Kenyataan membuktikan kehadiran revolusi industri 4.0 (RI 4.0) memaksa mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. “Digitalisasi, computing power dan data analytic telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang. RI 4.0 mampu mendisrupsi kehidupan manusia bahkan mendisrupsi peradaban di bumi tersayang ini. Disrupsi RI 4.0 memaksa manusia menghadirkan inovasi-inovasi. Disrupsi RI 4.0 telah mengubah peradaban manusia di muka bumi ini.

Tanpa disadari kehadiran Pandemi virus corona atau covid –19 di seluruh belahan dunia memaksa manusia untuk berubah. Covid-19 memaksa negara untuk mengubah kehidupan rakyatnya yang telah menjadi kebiasaan. Covid-19 memaksa perekonomian suatu dunia turun dratis. Covid-19 mampu memaksa nilai tukar uang dan IHSG bergejolak.

Dunia pendidikan di paksa oleh covid-19 untuk menerapkan e-learning. Dan masih banyak dampak lain yang disebabkan oleh covid-19. Kenyataan ini menunjukkan bahwa covid-19 merupakan disrupsi. Singkatnya disrupsi akan memaksa semua sektor dalam kehidupan harus melakukan perubahan, diantaranya yang harus mampu mengikuti disrupsi adalah disiplin akuntansi dan profesi  akuntansi (akuntan).

Akuntansi diperkenalkan oleh Luca Bartolemes Pacioli sebagai suatu pengetahuan pencatatan yang di kenal dengan sebutan tata buku/ pembukuan. Sementara orang berpikiran bahwa akuntansi hanya berbicara masalah neraca dan laporan laba rugi. Padahal di dalam kehidupan akuntansi memberikan sumbangan yang besar. Apa yang akan terjadi bila tidak ada akuntansi dalam dunia ini. Seperti diketahui akuntansi memberikan jasa dalam kehidupan. Jadi sumbangan yang diberikan dalam kehidupan adalah jasa.

Tanpa akuntansi akan terjadi kerumitan dalam kehidupan manusia khususnya terkait dengan transaksi. Kok bisa rumit ya. Bisa dibayangkan tanpa diketahuinya harga suatu produk/ jasa maka manusia akan sulit untuk menentukan ukuran untuk memperoleh suatu produk. Tidak menutup kemungkinan akan mengarah pada pertukaran barang (barter) walaupun telah tercipta yang namanya uang. Jelaslah di sini akuntansi memiliki peran penting dalam hidup manusia.

Disiplin akuntansi memberikan peran besar dalam kehidupan. Akuntansi biaya dan akuntansi manajemen memberikan kemanfaatan tersebut. Dengan disiplin akuntansi maka orang mampu melakukan pengukuran untuk suatu barang/jasa. Akuntansi biaya dan akuntansi bermanfaat untuk menentukan biaya harga jual serta penetapan harga jual. Pengukuran tersebut memberikan informasi kepada manusia berapa besar uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang/ jasa. Dengan demikian, akuntansi memberikan kemudahan pada kehidupan yaitu kemudahan bertransaksi dan kemudahan penggunaan uang.

Teknologi seringkali menciptakan disrupsi. Akibatnya, dari waktu ke waktu sendi kehidupan mulai terdisrupsi. Disiplin akuntansi secara potensial di serang oleh disrupsi, salah satunya disrupsi teknologi. Serangan disrupsi tidak dapat diabaikan. Jalan satu-satunya adalah “change”. Ya, perubahan adalah solusi yang smart bagi disiplin akuntansi. Bila disrupsi tidak diikuti dengan solusi perubahan maka dipastikan kematianlah yang akan dijumpai. Demikian pula dengan disiplin akuntansi bila tidak berubah maka displin akuntansi akan punah secara perlahan. Kematian disiplin akuntansi secara otomatis diikuti oleh matinya akuntan.

Disrupsi teknologi mendorong akuntansi manual ke proses akuntansi terkomputerisasi. Disruption teknologi ini telah mematahkan dan menumpangkan definisi akuntansi yang mengarah pada proses tersusunnya laporan keuangan. Bila batasan atau definisi akuntansi pada proses tersusunnya laporan keuangan maka disiplin akuntansi akan punah. Maka kepunahan disiplin akuntansi akan dikuti kematian pada dunia pendidikan khususnya akuntansi dan profesi akuntan.

Keberadaan disiplin akuntansi bertahan sampai saat ini dikarenakan mengikuti disrupsi dengan suatu perubahan. Satu-satunya solusi agar disiplin akuntansi tidak punah adalah dengan mengembangkan definisi akuntansi yang baru. Definisi dikembangkan dengan memasukkan dua unsur yaitu: akuntansi itu sendiri, penyusun akuntansi dan pengguna akuntansi. Sehingga muncullah definisi akuntansi yang menyatakan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa yang outcome kegiatan tersebut di analisis untuk pengambilan suatu keputusan.  Sehingga sampai saat ini disiplin akuntansi mampu bertahan.

Akankah berhentikah disrupsi teknologi menyerang disiplin akuntansi? Jawabnnya pasti bisa di tebak, yaitu: ”TIDAK”. Disrupsi teknologi menyerang disiplin akuntansi yang di kenal dengan blockchain tehcnology. Blockchain tehcnology muncul di tahuh 1990-an dengan menghadirkan sistem digitalisasi. Blockchain tehcnology merupakan seperangkat raksasa yang mendaftarkan semua aset dan sistem akuntansi untuk bertransaksi dalam skala global.  Blockchain tehcnology mendorong munculnya IFRS ( Internasional Financial Reporting Standards) karena globalisasi sesuatu keniscayaan.

Seiring berjalannya Blockchain tehcnology menjadikan akuntansi banyak berubah. Digitalisasi sistem akuntansi tidak terelakkan lagi dengan hadirnya blockchain accounting. Blockchain kurang lebih diartikan sebagai keterbukaan, distribusi data atau buku besar publik yang merekam semua transaksi atau peristiwa digital secara efektif, efisien dan permanen. Blockchain accounting  yang memberikan beberapa keuntungan, yaitu: (1) mengurangi biaya penyimpanan catatan, (2) keaslian informasi, (3) fokus pada aktivitas yang memberikan value added (nilai tambah), (4) mengurangi kecurangan, (5) menghilangkan kebutuhan rekonsiliasi, dan (6) pelaporan tepat waktu.

Block chain  adalah buku besar digital yang mencatat transaksi yang berbeda yang dilakukan pada network. Blockchain memiliki potensi bermanfaat seperti pada paragraf sebelumnya. Blockchain telah mengubah pelaporan keuangan manual ke arah sistem digital yang menciptakan kebenaran bagi semua yang terlibat. Namun demikian evolusi yang dilakukan oleh Blockchain tidak sepenuhnya menghilangkan kebutuhan seorang akuntan.  Namun kehadiran Blockchain akan mengubah pola kerja atau cara akuntan dalam melaksanakan pekerjaan profesinya.

Penggunaan blockchain dapat meningkatkan potensi profesi akuntansi dengan mengurangi biaya pemeliharaan dan merekonsiliasi buku besar. Namun demikian blockchain  dapat menjadi ancaman bagi akuntansi karena blockchain akan mengambil alih pekerjaan akuntan. Kenyataan menunjukkan bahwa blockchain memberdayakan profesi akuntansi ini untuk memvalidasi realitas ekonomi.

Blockchain memberikan potensi pada akuntansi dan audit.   Blockchain membantu auditor untuk melacak suatu akun. Blockchain technology untuk auditor telah melakukan penelusuran audit yang dilacaknya. Bagi seorang akuntan, Blockchain membantu merekonsiliasi, penelusuran kepemilikan aset dan kesalian transaksi.    Blockchain dapat digunakan sebagai sumber verifikasi untuk data yang dilaporkan oleh akuntan kepada para pengguna informasi yang dihasilkan akuntansi.

Blockchain  merupakan salah satu teknologi yang krusial yang mendukung efisiensi dan transparansi. Jadi Blockchain yang merupakan disrupsi tidak boleh dihindari dengan berlari. Tapi blockchain harus di sambut karena blockchain memberi manfaat yang meningkatkan potensi profesi, salah satunya adalah akuntan.

Akuntan sebagai profesi di bidang akuntansi yang bisa sebagai akuntan pendidik, akuntan manajemen maupun akuntan pemeriksa (auditor) dalam menjalankan tugas harus berani melakukan perubahan. Dengan melakukan perubahan membuat profesi akuntan menjadi suatu yang sangat kebutuhan bagi suatu organisasi. Dengan demikian menjadikan akuntansi suatu disiplin yang relevan dalam membantu kehidupan manusia.

Uraian-uraian sebelumnya menunjukkan bahwa kedinamisan selalu muncul dan menuntut adanya perubahan. Kedinamikaan juga terjadi pada profesi akuntansi. Blockchain  yang merupakan bentuk dinamisasi mendorong profesi akuntan untuk meningkatkan kualitasnya. Bukan hanya profesi akuntan saja yang berubah tapi disiplin akuntansi yang membentuk akuntan harus berubah. Pendidikan akuntansi harus melakukan modifikasi dan penyesuaian kurikulum pendidikannya seiring hadirnya teknologi. Dengan demikian, disiplin akuntansi menghasilkan individu-individu yang kompeten menyambut disrupsi dalam bentuk apapun.

Di akhir tulisan ini, penulis ingin menyampaikan terkait disrupsi. Disrupsi  tidak boleh ditakuti. Disrupsi tidak boleh dihindari. Disrupsi harus dihadapi dengan yang namanya perubahan. Disrupsi hendaknya di lihat sebagai sesuatu yang membantu manusia berevolusi. Disrupsi harus disyukuri karena memaksa manusia keluar dari zona nyaman. Semakin lama manusia berada di zona nyaman akan membuat individu didalamnya menjadi besar tapi lumpuh dan tidak dapat berkompetisi di dunia luar. Pada hakekatnya disrupsi menyiapkan manusia tangguh di zamannya. Disrupsilah yang membedakan peradaban manusia.

Sambut disrupsi dengan change yang diwarnai keikhlasan dan senyum serta keberanian. Keiklasan akan membuat seseorang melupakan zona nyaman di masa lalu. Menghadapi disrupsi dengan senyum menunjukkan bahwa individu yang melakukan perubahan melihat bahwa dengan disrupsi akan memberikan perubahan yang lebih baik dibandingkan sekarang. Sedangkan berani menunjukkan orang terdisrupsi tidak takut menghadapi disrupsi. Harus diakui bahwa ketakutan selalu mewarnai manusia dalam menghadapi disrupsi. Keberanianlah yang akan membawa seseorang kepada disrupsi sebagai sahabat yang mampu meningkatkan kemampuan potensi individu. Kapan memulai disrupsi? Apakah menunggu datangnya disrupsi? Jelaslah jawabannya adalah “TIDAK”.  Sebelum disrupsi hadir manusia harus menyiapkan diri menyambut disrupsi dengan senyum yang ikhlas yang diwarnai keberanian. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry