Ahli Toksikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, dr Sho’im Hidayat, (kanan) bersama dr Kadek Dian Lestari, M Biomed, SpPD,  dan bersama Ariyo Bimmo selaku Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (tengah) dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. DUTA/istimewa

SURABAYA | duta.co – Banyak yang beranggapan bahwa produk tembakau alternatif dinilai memiliki bahaya yang sama bagi kesehatan seperti rokok. Salah satu alasannya karena produk tersebut mengandung nikotin. Namun, Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga, Sho’im Hidayat, menyatakan bahwa anggapan tersebut keliru, karena bukan nikotin yang menyebabkan penyakit terkait merokok.

“Secara kimiawi, nikotin merupakan senyawa organik kelompok alkaloid. Ia dihasilkan secara alami oleh berbagai macam tumbuhan, seperti terung, kentang, tomat, dan tembakau. Nikotin dapat menyebabkan ketergantungan dan bersifat stimulan ringan. Namun, nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh rokok, seperti penyakit jantung dan kanker,” kata Sho’im, Kamis (26/3/2020).

Sho’im menjelaskan senyawa berbahaya yang dikandung rokok adalah TAR. Zat tersebut mengandung berbagai karsinogen yang dapat memicu penyakit-penyakit berbahaya karena adanya proses pembakaran. Mengacu data National Cancer Institute Amerika Serikat, hampir dari 7.000 bahan kimia yang ada di dalam rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.

“Rokok itu berbahaya karena dibakar dan menghasilkan TAR. Semakin tinggi kadarnya, risiko terkena kanker atau jantung menjadi lebih besar,” ujarnya.

Mantan Komisioner U.S. FDA, Scott Gottlieb, menambahkan bahwa nikotin memang tidak menyebabkan penyakit berbahaya. “Para peneliti telah mengatakan bahwa nikotin tidak menyebabkan kanker,” kata Gottlieb. Komentar tersebut mematahkan hipotesa penelitian Universitas New York yang menyatakan bahwa uap rokok elektrik yang mengandung nikotin menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit lainnya.

Karena itu, produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, dapat membantu perokok dewasa yang sulit berhenti untuk beralih ke produk tembakau dengan risiko yang lebih rendah.

Dengan produk tersebut, perokok dewasa tetap bisa mendapatkan asupan nikotin, namun memiliki risiko terhadap kesehatan yang lebih rendah daripada rokok. “Beberapa kajian menyebut demikian. Dalam berbagai studi terkait, kadar zat berbahaya yang dikandung pada produk tembakau alternatif jauh lebih rendah dibandingkan rokok,” terang Sho’im.

Laura Rosen, Profesor dari Departemen Promosi Kesehatan, Sekolah Kesehatan Masyarakat, Tel Aviv, juga memaparkan dalam International Conference on Harm Reduction in Non-Communicable Diseases di Paris, Prancis pada Februari 2020 bahwa terdapat sejumlah manfaat dari penggunaan produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa yang ingin mengurangi risiko kesehatan dari rokok, terutama jika dilakukan dengan terapi dukungan perilaku (behavioral support). Ia menilai bahwa produk tembakau alternatif efektif untuk membantu perokok berhenti.

“Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat kesuksesan untuk berhenti merokok dengan produk tembakau alternatif lebih tinggi daripada obat-obatan terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy),” tutup Laura. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry