MALANG | duta.co – Instruksi PWNU Jatim agar PCNU di Malang Raya bergerak, langsung dijalankan. Organisasi massa Islam terbesar di Indonesia ini pun langsung turun terjun membantu pemerintah dan masyarakat yang menjadi korban tragedi kemanusiaan terbesar kedua setelah Covid-19 ini.

Salah satunya dengan mendirikan Posko Crisis Center di Kantor PCNU Kota Malang Jl Hasyim Asy’ari 21 Kota Malang.

Diketahui, tragedi Stadion Kanjuruhan Malang menjadi tragedi nasional yang mengejutkan semua pihak di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Tragedi yang menelan korban jiwa lebih dari 130 suporter bola dan ratusan luka itu pun langsung mendapat perhatian khusus dari NU (Nahdlatul Ulama).

Dalam melaksanakan instruksi PWNU, PCNU dengan sejumlah lembaga seperti LKNU, LPBI NU, LPBH NU , LKKNU, Satkorcab Banser, dan lembaga lainnya.

“Instruksi PWNU Jatim dan PBNU ke PCNU Malang Raya menjadi acuan kami untuk membentuk Posko ini,” ucap Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang Dr KH Israqunnajah.

PCNU sendiri, sambung Gus Is – sapaan akrabnya, begitu mengetahui peristiwa ini langsung koordinasi dengan PWNU dan PBNU. Ke internal, PCNU juga koordinasi dengan lembaga terkait yang biasa menangani jika ada case seperti ini.

“Pagi sekali (Minggu, 2 Oktober, Red), LPBI NU langsung koordinasi dengan Lembaga Kesehatan dan Posko Covid yang memang masih belum dibubarkan. Sehingga pagi sekali posko sudah berdiri di depan Kantor PCNU. Alhamdulillah langsung bermanfaat bagi masyarakat,” kata Gus Is.

Setelah siang, Posko langsung menangani korban. Tim dari LPBI dan Satkorcab Banser menjemput salah satu korban di kawasan Dinoyo yang merasakan sesak nafas.

Tim lapangan yang dikomando Ketua LPBI NU Kota Malang Chilmi Wildan langsung mengevakuasi korban ke RSI Unisma. “Dalam penanganan kasus ini kami memang bekerja sama dengan RSI Unisma. Sedang pembiayaan dicover oleh Pemkot Malang bagi yang ber-KTP Kota Malang,” kata Wildan.

Ada Trauma Healing

Di Posko Crisis Center Tragedi Kanjuruhan ini memberikan layanan lengkap. Ada pengobatan dari Lembaga Kesehatan (LKNU), advokasi hukum dari LPBH NU, pengaduan orang hilang, hingga trauma healing.

“Kami melibatkan banyak lembaga internal dan eksternal dalam bentuk kolaborasi. Misalnya untuk trauma healing kami bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UIN Malang. Sedang dokter yang menangani dari FK UB dan FK Unisma,” jelas Dr dr Syifa Mustika SpPD-KGEH, utusan dari LKNU PBNU dan sekretaris LKNU Kota Malang.

Selain di posko, tim juga akan melaksanakan jemput bola. Ini akan dikoordinasikan dengan pemda Malang Raya dan komunitas di Malang.

Bentuknya berupa mendatangi korban tragedi ini di kediamannya. “Biasanya korban akan merasakan keluhan trauma pada dua atau tiga hari setelah kejadian. Jadi mereka akan kami datangi. Kami berupaya mengobati jika ada keluhan, baik fisik maupun psikis,” jelas dr Syifa.

Di Posko sendiri, tim dokter dan psikolog juga disiapkan. Mereka berada di bawah koordinasi langsung PCNU Kota Malang.

“Semoga keberadaan posko bisa membantu para korban sebelum mendapat bantuan dari pemerintah,” ucapnya. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry