Semalam ada bon molotov yang diamankan anggota Pagar Nusa. Gambar kanan ikrar damai (FT/faktaexpose.com)

SURABAYA | duta.co – Ketegangan anggota PAGAR NUSA dan PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) di Kabupaten Banyuwangi, masih belum reda. Semalam, terdapat bom Molotov saat oknum-oknum pencaksilat itu mendatangi rumah Gus Kozin, pelatih sekaligus sesepuh Pagar Nusa Ranting Sukorejo.

“Pagar Nusa tidak boleh terprovokasi. Banyuwangi harus dijaga kesejukan dan kedamaiannya. Semalam masih ada bom Molotov yang terdeteksi anak-anak di sekitar rumah Pak Kozin,” demikian sumber duta.co, yang aktif memantau masalah ini, Kamis (10/3/22).

Masih menurut sumber tersebut, kasus ini memang menjadi ujian kesabaran. Ini bermula dari video yang merendahkan almaghfurlah Gus Maksum, sesepuh sekaligus pendiri Pagar Nusa. Video ini kemudian mendapat  balasan dengan video yang sama dari anggota Pagar Nusa. Intinya, ini Banyuwangi. Jangan disamakan dengan Madiun.

“Melihat awal masalah ini, maka, akarnya adalah budi pekerti. Bagaimana caranya masing-masing perguruan pencaksilat ‘menjaga anggotanya’ untuk tidak merendahkan yang lain, dengan menjunjung tinggi akhlaq mulia,” terangnya.

Kronologi

Yang beredar di medsos, kronologi itu sudah diawali sejak Sabtu-Minggu (5-6/3/2022). Ini bermula dari sebuah video di media social, seorang oknum anggota PSHT menghina pendiri, sekaligus Ketua Umum pertama PAGAR NUSA, KH Abdulloh Maksum Jauhari (Gus Maksum). Dalam video tersebut, oknum anggota PSHT itu mengeluarkan kata-kata berbau hinaan dan rasis.

Setelah itu pihak PAGAR NUSA tidak terima. Memohon agar ada penanganan kepada pelaku yang membuat video tersebut.  PC Pagar Nusa Banyuwangi lalu menginstruksikan kepada seluruh anggota agar menahan diri, tidak ada pergerakan massa dan menyerahkan kasus tersebut kepada aparat kepolisian.

“Tiba-tiba ada pergerakan massa hingga terjadi gesekan di depan Ponpes Al Islami. Setelah itu gesekan-gesekan semakin besar, dan diluar dugaan ada duel perkelahian antara anggota PSHT dan PAGAR NUSA,” terangnya.

Ternyata duel itu terekam dalam video. Dan anggota PAGAR NUSA membalas mengejek dengan menyebut yang intinya “SH Sepele”. Dan itu membuat massa dari PSHT tidak terima. Kemudian menjadikan rentetan-rentetan panjang.

Cukup, belum, ada kabar 3 orang PAGAR NUSA tersekap di sebuah rumah. Maka, PAGAR NUSA mencari keberadaan anggotanya yang disekap PAMTER tersebut. Hingga akhirnya ketemu dan dilakukan mediasi di Mapolsek Pesanggaran.

Tiba-tiba, Selasa (8/3/2022) sore sekitar pukul 16.00 Wib, mendadak puluhan orang oknum anggota PSHT menggeruduk rumah Ustadz Kozin (pelatih sekaligus sesepuh Pagar Nusa Ranting Sukorejo). Rumah Gus Kozin ini rusak dan terlempari batu oleh puluhan orang. “Demi pengamanan, Gus Kozin keluar rumah bersama beberapa santrinya. Gus Kozin bersama santrinya menghalau puluhan orang itu. “Tetapi, ada pengakuan dari anggota PSHT Pancer yang terluka karena sabetan senjata tajam, yang pelakunya tidak kita ketahui siapa,” tulisnya.

Sekitar pukul 17.00 Wib, anggota PSHT bergerak menuju Kampung Pancer Ds. Sumberagung Kec Pesanggaran. Lalu jelang Magrib, oknum anggota PSHT membakar padepokan PAGAR NUSA yang berada satu naungan tanah Masjid di Pesanggaran. Ini berlanjut konvoi massa sambil membawa pentungan menuju rumah Gus Kozin.

“Tanpa tersadari, banyak video dari masing-masing pihak yang menyebar di berbagai media sosial, baik lewat WhatsApp, Instagram, Tiktok. Isinya provokasi. Membenturkan kedua belah pihak. Karena itu, kuncinya, masing-masing jangan terprovokasi, biar Banyuwangi tetap damai,” jelas sumber tersebut.

Rukun Sampek Anak Turun

Pernah, ada ikrar untuk menjaga suasana kondusif di Banyuwangi. Baik  Pagar Nusa dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Banyuwangi, secara bersama, menyatakan ‘Ikrar Rukun Bersama’. Hadir dalam komitmen kerukunan bersama tersebut Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi H Ali Makki Zaini bersama jajarannya.

Gus Makki, sapaan karibnya secara tegas menyampaikan, kelanggengan kebencian dan permusuhan merupakan warisan yang harus terhindari dari anak cucu. Yang harusnya menjadi warisan anak cucu adalah kerukunan membangun bangsa dan daerah ini bersama-sama.

“Maka hari ini secara khusus saya hadir untuk menyaksikan ikrar rukun bersama antara pihak PSHT dan Pagar Nusa. Tak sepatutnya kita memberikan contoh pada anak cucu kita saling bermusuhan dan membenci. Kita pun sebagai manusia tak ingin menjadi alat jin dan setan agar saling dan terus bermusuhan antar sesama,” ungkap Gus Makki, Sabtu (22/8/2020).

Dia menginginkan, pertemuan kedua belah pihak tidak hanya berhenti sampai moment ini saja. Lebih jauh, Gus Makki menyebutkan, ada momentum komunikasi, silaturahmi, dan latihan bersama antara Pagar Nusa dan PSHT yang berjalan rutin. “Saya meminta kegiatan hari ini bukan hanya sekedar seremonial belaka. Ikrar kerukunan sekarang harus kita pupuk selamanya. Ini yang penting,” ujar Gus Makki sebagaimana TimeIndonesia.co.id.

Sementara itu, Sekretaris PC Pagar Nusa Ahmad Syifa Nailul Wafar menyambut baik pelaksanaan kegiatan yang bertajuk “Silaturrahim Rukun Sampek Anak Turun” yang terinisiasi oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi bersama jajarannya.

“Karena saya melihat di luar Banyuwangi, gesekan perguruan silat antara Pagar Nusa dan PSHT masih seringkali terjadi. Untuk itu, kita semua berikrar damai bersama masing-masing tokoh kedua perguruan silat dengan makan siang bersama,” kata Gus Syifa.

“Kami juga menginginkan hidup saling berdampingan dan saling membantu sampai anak turun kita. Karena kita tidak ingin mewariskan kebencian dan permusuhan pada anak cucu kita,” pungkasnya. Semoga! (mky)