H Nur Hadi ST, tokoh NU di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

SIDOARJO | duta.co – Nahdliyin harus cerdas menghadapi Pilpres 2024. Karena Pilpres 2024 merupakan moment penting, apakah bangsa ini bisa melakukan perubahan ke arah lebih baik, atau tetap dalam kangkangan oligarki, seperti saat ini.

“Saya melihat serangan buzzer di medsos, begitu masif, brutal. Namanya Anies tidak ada benarnya. Tidak bisa bekerja, hanya bicara. Apa iya seperti itu? Ada lagi tuduhan Syiah, tetapi, di sisi lain ada stigma Wahabi,” demikian H Nur Hadi ST, tokoh NU di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kepada duta.co, Rabu (8/3/23).

Menurut Cak Nur, panggilan akrabnya, selama ini, Anies memilih diam. Tidak mau meladeni tuduhan atau fitnah itu. “Satu sisi, bagus. Tetapi, di sisi lain, kita tidak akan mendapat informasi yang sebenarnya. Karena buzzer bekerja untuk jujungannya, bukan untuk masa depan Indonesia,” jelasnya serius.

Karena itu, tambah pengusaha otomotif ini, ia usul agar ada langkah cerdas. Kita (nahdliyin) berkumpul untuk melakukan tabayun. Jika perlu, semua tuduhan itu harus dia jelaskan.

“Kita harus mendengar langsung dari Pak Anies. Tabayun itu penting. Karena buzzer itu setara dengan orang fasik. Maka, periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang, menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Ini perintah (ayat) Alquran,” tegasnya.

Sudah Tidak Nalar

Masih menurut Cak Nur, langkah ini sudah mendapat dukungan sejumlah kiai. Intinya, para kiai tidak ingin gegabah menghadapi medsos yang provokatif. Hari ini, rasanya, tiada hari tanpa berita ‘buruk’ Anies Rasyid Baswedan. “Bahkan terbakarnya Depo (Pertamina) Plumpang, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (4/3/2023), banyak buzzer melimpahkan kesalahan kepada Anies Baswedan.”

“Aneh saja. Sekarang, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Komisaris Utama Pertamina Ahok, Menteri BUMN Erick Thohir. Tahun 2012, saat Jokowi menjadi Gubernur DKI, warga di sana mendapat KTP. Begitu (sekarang) kebakaran, Anies yang salah. Aneh kan?” jelasnya.

Tabayun itu, lanjutnya, bisa melibatkan 99 nahdliyin. Mereka bisa bertanya apa saja (rumor) yang beredar di medsos. Termasuk ke-NU-annya.

“Kita ingin bertanya sejauh mana komitmen persaudaraannya dengan NU. Karena menurut Kiai SAS (KH Prof Dr Said Aqil Sirodj red.) Pak Anies itu nasionalis-agamis. Bahkan Kiai SAS menegaskan, tidak perlu kita ragukan lagi,” celah salah seorang kiai yang turut dalam acara ISHARI (Ikatan Senin Hadrah Indonesia) milik NU. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry