PEMBUKAAN : Dirjen Kemenristek Dikti Dr Didin Wahidin bersama Rektor UM Prof Dr Rofi'uddin MPd (dua dari kiri) memencet bel sirine secara bersama, sebagai tanda dibukanya KMHE 2019. (duta.co/dediik ahmad)

MALANG | duta.co – Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) tahun ini diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM). Dengan memadukan seni tari tradisional dengan teknologi yang dikempetisikan. Pembukaan KMHE meriah diikuti 80 Tim dari 45 perguruan tinggi se-Indonesia.

Direktur Jendral (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset dan Teknologi pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Dr H  Didin Wahidin MPd, mengapresiasi kontes ini. Ia berharap acara ini terus dilaksanakan dan terus disempurnakan. Ia juga menginginkan kemajuan teknologi tidak melupakan budaya, dan adat setempat tidak tercerabut dari nilai nusantara.

“Kontes KMHE ini selaras dengan tujuan untuk memproduksi manusia yang utuh, berwawasan global, dan mampu bersaing dengan anak bangsa dari belahan dunia lain” tutur Didin Wahidin, saat membuka KMHE di UM, Selasa (24/09/2019).

Dirjen Kemenristekdikti juga menyampaikan, bahwa dimensi keilmuan dari ajang ini yakni untuk menimba ilmu antar peserta, dan coaching ke peserta. Serta bertujuan pula menyetarakan ilmu dan teknologi antar perguruan tinggi. Hal ini untuk membangun semangat tantangan industri 4.0.

KMHE kali ini bertema ‘Satu Jiwa untuk Alam’. Diikuti 80 Tim dari 45 Perguruan Tinggi dari berbagai penjuru tanah air.  Dari ujung Indonesia bagian timur Timur ada Universitas Tabulapo, hingga ujung Barat terdapat Universitas Negeri Medan. Lomba sendiri dengan dua kategori, yaitu kategori urban dan prototipe, yang dipilah lagi dari bahan bakar bensin, etanol dan motor listrik.

Rektor UM, Prof Dr Achmad Rofi’uddin MPd dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa pihaknya dalam keikutsertaan KMHE ini sudah memasuki tahun ke 3. Dan yang terakhir berhasil menggondol juara 3.

“Semangat untuk terus ikut kontes dalam ajang ini, lantaran perguruan tinggi pencetak tenaga pendidik ini menyadari, seiring kampanye global kembali ke alam. Indonesia sendiri membutuhkan eksploarasi energi ramah energi.”

“Hasil inovasi dalam kontes ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat luas, namun juga sebagai refleksi inovasi lembaga pendidikan yang membutuhkan transportasi ramah lingkungan. Pendidikan memang harus mampu menjawab tantangan era industri saat ini,” tutupnya.dah

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry