SIDOARJO | duta.co – Tiba-tiba puluhan kiai kampung Sidoarjo bertemu di Rumah Makan Kebon Pring, Trosobo, Taman, Sidoarjo, Jumat (17/2/23). Tidak ada undangan, hanya ‘getok tular’. Ini pertemuan langka, karena yang datang macam-macam latar belakang. Ada yang dulu pendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin, ada juga pendukung Prabowo-Sandi.

“Sekarang kita berada di titik yang sama, di frekuensi yang sama. Semua sudah diatur oleh yang Diatas (Allah SWT),” demikian H Nur Hadi ST, salah seorang tokoh NU di Taman, Sidoarjo.

Menurut Cak Nur, panggilan akrabnya, pertemuan ini tanpa undangan, hanya ‘getok tular’ alias saling sapa setelah menyaksikan hiruk-pikuk politik nasional terkait sejumlah nama yang dinilai berpotensi menjadi Capres-Cawapres.

“Jadi, yang datang juga macam-macam, ada yang (dulu) pendukung Jokowi-Kiai Ma’ruf, ada pula pendukung Prabowo-Sandi,” urai pengusaha otomotif ini.

Pertemuan berlangsung informal. Semua berhak berbicara. “Saya dulu memilih Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf. Alasannya NU, karena saya warga nahdliyin. Sekarang sudah selesai, sudah dua periode. Semua sudah merasakan bagaimana era kepemimpinan Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf. Tahun 2024, saya lebih memilih Pak Anies yang dicoalonkan NasDem, Partai Demokrat dan PKS,” terang salah seorang kiai.

Ia kemudian bercerita tentang rapuhnya penegakan hukum. “Saya sendiri mengalami, betapa hukum di negeri ini tajam ke bawah, tumpul ke atas. Duit benar-benar berkuasa. Pun ghirah perjuangan, semakin tipis. Saya melihat sekarang tinggal PKS yang masih konsisten dengan perjuangan kiai. Ini saya belum bicara soal PKI, lho,” tambahnya.

Sabar Luar Biasa

Giliran Kiai Khoirin (Mbah Rin) berbicara. Mantan Rais Syuriah NU Desa Gilang,  Kecamatan Taman, Sidoarjo, ini mengakui (dulu) sebagai pendukung Prabowo-Sandi. Harapannya, tentu, ada perubahan. Tetapi, ketika kalah, keduanya justru masuk dalam lingkaran kekuasaan. Padahal, negeri ini butuh penyeimbang, butuh opisisi sebagai pengingat.

“Alhamdulillah, Allah SWT mengirim sosok bernama Anies Baswedan. Saya benar-benar mencermatinya. Ada 4 keunggulan Anies yang belum saya lihat di sosok lain. Pertama, dia jujur. Kedua, dia bisa kita percaya. Ketiga dia cerdas dan keempat dia mampu menyampaikan dengan baik gagasan-gagasannya. Saya teringat 4 sifat Kanjeng Nabi Muhammad SAW: shiddiq, amanah, tabligh, fathonah,” terang Mbah Rin.

Setelah itu, kiai  kampung yang hadir sepakat menata niat: Lillahi ta’ala, mencari ridho Allah SWT. “Saya yakin, Allah SWT sangat sayang dengan Indonesia. Sehingga Allah kirim orang seperti Pak Anies. Bayangkan ketika beliau mendapat caci-maki, namanya mereka hancurkan lewat isu utang politik, Pak Anies terbuang dari Menteri Pendidikan, dibully para buzzer, Pak Anies tidak pernah membalas dengan keburukan. Sabarnya, luar biasa. Ini yang kita butuhkan,” tegasnya sambil berharap pertemuan mendatang, bisa berkumpul 1000 kiai Kampung Sidoarjo. (mky)