PONOROGO | duta.co -Berdasarkan prediksi BMKG puncak musim kemarau di Ponorogo akan terjadi pada bulan September mendatang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, mengundang 22 kepala desa yang selama ini masuk rawan kekeringan. Para kepala desa ini diminta untuk lebih intens memantau dampak kekeringan di wilayah masing- masing.
“Ada 22 kepala desa yang diundang ke BPBD dan diberi pengarahan untuk selalu waspada dan cepat tanggap terhadap wilayahnya masing masing jika terdampak bencana kekekeringan,” ujar Setyo Budiono, Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Ponorogo.
Menurut Setyo Budiono, kepala desa harus segera melaporkan ke BPBD jika wargannya sudah mengalami kesulitan air bersih . Sehingga BPBD akan segera memberikan bantuan dropping air bersih.
“Kewaspadaan ini mengingat berdasarkan prediksi dari BMKG puncak musim kemarau di Ponorogo akan terjadi pada bulan September .”
Namun datangnya musim penghujan bisa maju tapi juga bisa mundur. Dan sebagai langkah antisipasi musim kemarau lebih lama yaitu sampai awal Oktober maka para kepal desa sudah di berikan arahan dari BPBD.
“Arahannya adalah desa desa yang rawan untuk lebih inten memantau kondisi diwilayahnya ,” ujar Setyo Budiono.
Menurutnya, kepala desa adalah ujung tombak penanganan jika terjadi bencana kekeringan. Mereka harus cepat tanggap kemudian langsung melporkan ke BPBD,jika mengalami kekurangan air.
“Jangan sampai lengah dan terlambat menangani sehingga menimbulkan gejolak masyarakat . Data yang kami gunakan adalah tahun 2018 yang digunakan sebagai acuan pada tahun 2019 ini. Desa yang masuk kategori rawan krisis air sebanyak 22 desa , di 28 dusun dari 10 kecamatan.” Imbunya.
Dari jumlah desa-desa tersebut, saat ini ada 5 kecamtan dan 7 desa yang sudah mengalami kekeringan dengan 10 dusun. Desa terakhir yang mengajukan permintan bantuan dropping air bersih adalah Desa Wates, Kecamatan Slahung.
Sementara itu, untuk mengantisipasi kebakaran saat musim kemarau, Kodim 0802/Ponorogo menghimbau para prajurit di jajarannya untuk selalu siap dan sigap serta terus memberi penyuluhan dan himbauan kepada warga di wilayah binaannya untuk tidak melakukan kegiatan yang mengundang bahaya kebakaran.
Seperti yang dilakukan anggota Koramil 0802/06 Sukorejo, Serka Rofiqoh. Dengan kemampuan Komunikasi Sosial (Komsos) yang mereka, maka mereka menemui warga untuk memberikan penyuluhan serta himbauan kepada warga Dukuh Krajan, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo tentang bahayanya melakukan kegiatan yang dapat mengkibatkan kebakaran.
“ Bapak-bapak, sekarang sudah musim kemarau. Seperti kita ketahui bersama bahwa saat-saat seperti ini biasanya rawan terjadi kebakaran, baik itu hutan, lahan maupun pekarangan serta bangunan. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mari kita sama-sama peduli, saling mengingatkan kepada diri kita dan juga lingkungan kita untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan kebakaran baik itu hutan, lahan, pekarangan maupun bangunanan di wilayah kita masing-masing.” Jelasnya.
Untuk itu Serka Rofiqoh menegaskan jangan membuka lahan dengan membakar hutan sembarangan, jangan membakar sampah pekarangan tanpa pengawasan, sebelum bepergian.
“Yakinkan kompor maupun barang-barang yang teraliri arus listrik padam sebelum rumah ditinggal, “ kata Serka Rofiqoh kepada warga Dusun Krajan, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo. (sna)