SURABAYA | duta.co  – Optimisme perekonomian akan membaik di tahun depan diungkapkan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur.

BI memprediksikan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur  tahun depan berada di kisaran angka 5,3 persen hingga 5,8 persen.

Prediksi ini naik dibanding tahun ini yang diperkirakan hanya mampu tumbuh 5,2 persen. Sementara indeks harga konsumen atau inflasi Jatim pada tahun depan diperkirakan akan mencapai 3 persen hingga 3,1 persen, seperti proyeksi inflasi nasional 2020.

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim, A Difi Johansyah mengatakan bahwa masih melambatnya ekonomi Jatim di tahun depan dipicu oleh sejumlah faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Dikatakan Difi, faktor eksternal diantaranya adalah perlambatan ekonomi global dan masih berlangsungnya perang  dagang Amerika Tiongkok.

“Sedangkan faktor internal diantaranya adalah migrasi industri keluar Jatim karena UMP tinggi, penurunan pertumbuhan kredit perbankan dan kebijakan peningkatan harga yang diatur pemerintah seperti cukai rokok, listrik dan BBM,” terang Difi saat acara Rapat tahunan Bank Indonesia di Surabaya, Selasa (17/12).

Untuk itu perlu langkah riel agar risiko tersebut berubah menjadi peluang yang bisa ditangkap Jawa Timur. Misalnya dengan berlanjutnya perang dagang antara kedua negara tersebut, maka Indonesia memiliki peluang untuk memperbesar perdagangan, menjadikan barang produksi Indonesia sebagai substitusi barang yang biasanya diimpor oleh Amerika dari Tiongkok dan sebaliknya.

Selain itu, Jatim juga berpotensi meningkatkan nilai perdagangan antar darah, utamanya produk pangan dan pertanian dengan memanfaatkan 229 klaster pangan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari klaster padi,  cabai, bawang merah, bawang putih, sapi dan lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Jatim memiliki momentum penting dalam peningkatan ekonomi tahun depan dengan diterbitkannya Perpres nomor 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di empat kawasan.

Ke empat kawasan tersebut adalah  kawasan Gerbang Kertasusila dan sekitarnya, kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS), kawasan Selingkar Wilis dan kawasan Lintas Selatan.

Khofifah menegaskan, ada sekitar 218 proyek strategis yang masuk dalam Perpres nomor 80/2019 yang tersebar di empat kawasan tersebut dengan nilai investasi sekitar Rp 292,453 triliun.

Karena itu, strong partnership dunia usaha dan dunia industri menjadi penting  untuk mendukungnya. Dalam hal ini, pembiayaan sebagian besar berasal dari swasta, selanjutnya Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), selanjutnya BUMN BUMD dan keempat baru pemerintah.

“Estimasi pemerintah, baik APBN dan APBD membiayai sekitar 14 persen. Kita butuh 86 persen support dari seluruh lini dunia perbankan, para investor. Dan kita ingin menjadikan itu sebagai pintu masuk dari penguatan UMKM kita,” ujar  Khofifah.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengajak kalangan pelaku industri perbankan di Jawa Timur untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah agar perekonomian lokal bisa tetap survive di tengah tren perlambatan ekonomi global.

”Meskipun kita tetap optimistis dengan masa depan ekonomi, namun sebenarnya kita juga menghadapi masalah-masalah mendasar dalam bidang ekonomi. Terutama fenomena saat ini, yaitu perlambatan ekonomi global. Maka kuncinya kita semua harus saling bersinergi dan berinovasi,” ujar LaNyalla.

LaNyalla juga mengajak semua kalangan untuk optimistis menyambut tahun 2020 yang sering disebut sebagai tahun ketidakpastian.

”Indonesia adalah negara yang punya potensi yang demikian besar, dan pasti akan menjadi negara maju dan sejahtera, jika dikelola dengan tepat, sesuai dengan karakter bangsa ini. Kita harus percaya diri, optimistis menghadapi tantangan sesulit apapun,” ujarnya.

LaNyalla yakin, dengan sinergi dan inovasi berkelanjutan, Indonesia akan sukses menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 7 dunia pada 2030 sebagaimana riset Global McKinsey.

”Dan kemudian Indonesia tercinta ini akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi peringkat ke-3 pada tahun 2050,” pungkasnya.    bbs/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry