Kepala sekolah Smamda Astajab (kiri) bersama Kepala MKKS Tidore dan Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara, Hairul saat diskusi tentang sekolah lima hari kepada perwakilan sekolah dari Tidore Maluku, Selasa (19/9). DUTA/istimewa

SURABAYA | duta.co – Penerapan lima hari sekolah terus ditindaklanjuti sekolah-sekolah di daerah. Banyak sekolah yang mulai menimba ilmu pada sekolah yang sudah mulai menerapkan program lima hari sekolah sejak lama.

Surabaya pun menjadi jujukan. Dua SMKN, dua SMAN dan satu SMA swasta dipilih untuk dijadikan rujukan untuk menimba ilmu bagi 19 kepala sekolah dari Tidore Maluku. Mereka datang untuk mengetahui tentang strategi dalam penerapan lima hari sekolah, melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar dan sebagainya.

Satu-satunya sekolah swasta yang ditunjuk untuk dijadikan tempat menimba ilmu adalah Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya. Mereka ditemui oleh kepala sekolah Smamda, Astajab beserta para dewan guru.

Dari hasil dengar pendapat, kebanyakan para kepala sekolah itu menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah selama seharian. Astajab pun menjelaskan, selama jam sekolah, tidak hanya pendidikan umum yang diajarkan, tapi sebagai sekolah Islam, Smamda juga memberikan pelajaran-pelajaran agama yang sangat kuat.

Misalnya ada piket simpatik, tadarus, salat duha berjamaah sebelum memulai pembelajaran, sholat dzuhur dan ashar berjamaah dan banyak kegiatan yang berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan Islami. “Jadi menyeimbangkan antara agama dan umum,” ujar Astajab.

Tidak hanya itu, para kepala sekolah dari kawasan Indonesia Timur itu juga menanyakan tentang jumlah ekstra kurikuler (ekskul) yang ada di Smamda. Menurut mereka ekskul Smamda terlalu banyak yakni 46 jenis. Ini bagi mereka terlalu mengeluarkan anggaran yang sangat besar.

Dikatakan Humas Smamda, Tanti Puspitorini, Smamda memang memfasilitasi bakat dan kemampuan siswa untuk menghasilkan prestasi yang membanggakan semua pihak. Untuk itu, Smamda memang mengeluarkan anggaran yang cukup besar bahkan paling besar kedua dari total pembiayaan yang dikeluarkan sekolah.

“Kita ingin memberikan fasilitas agar siswa juga bisa menghasilkan prestasi membangggakan. Karena tidak semua siswa itu pandai secara akademik, mereka harus difasilitasi agar juga bisa menghasilkan prestasi. Karena kami pun menyediakan pelatih yang memang professional agar mampu berprestasi bukan sekadar ekskul main-main,” jelas Tanti.

Smamda sendiri sudah menerapkan sekolah lima hari selama 10 tahun lebih. Dan sampai saat ini tidak ada permasalahan yang berarti. end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry